Fahri Hamzah Kegeeran Sebut Akan Ditangkap, Ini Kata Mabes Polri


[tajukindonesia.id]         -          Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku akan ditangkap polisi karena dugaan ujaran kebencian. Hal itu ia sampaikan dalam orasi di depan peserta reuni 212, Sabtu (2/12) lalu.

Namun, Mabes Polri dengan tegas membantah kabar bakal meringkus politikus yang hobi nyinyir itu.

Sebab, polisi juga tak memiliki dasar apapun untuk melakukan penangkapan dimaksud.

Kepala Bagian Penerangan Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul justru mempertanyakan orasi Fahri dalam sejumlah aksi yang diikutinya.

“(Pidato) yang mana. Yang bilang siapa?,” kata Martinus di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/12).

Menurut Martinus, sebagai penegak hukum, pihaknya tidak akan sembarangan dalam bertindak dalam kasus hukum apapun.

Sedangkan untuk menangkap seseorang, tegas Martinus, haruslah sesuai prosedur dengan adanya laporan polisi lebih dulu.

Itupun (penangkapan) dilakukan jika memang dianggap diperlukan.
“Kemudian panggilan-panggilan. Nah ketika yang bersangkutan tidak hadir, baru bisa dilakukan penangkapan,” jelas dia.

Karena itu, Martinus kembali mempertanyakan klaim Fahri itu.

“Berkaitan dengan suadara Fahri Hamzah, laporannya saja tidak ada, apalagi penangkapan. Belum ada laporan ujaran kebencian (Fahri Hamzah),” sambung dia.

Sebelumnya, politisi asal Nusa Tenggara Barat itu turut hadir dalam reuni 212 yang digelar di Lapangan Monumen Nasional, Sabtu (2/12) kemarin.

Dalam kesempatan itu, ia pun berorasi dengan gayanya yang selalu berapi-api.

Fahri pun mengaku di depan massa peserta reuni 212 bahwa dirinya hampir ditangkap saat aksi 411 yang digelar tahun lalu.

“Pas 411 saya dapat laporan dari pejabat negara, pejabat tinggi. Informasi kalau saya akan ditangkap karena ujaran kebencian,” ujar Fahri dari atas panggung.

Ketika itu, dirinya nyaris diringkus lantaran menyinggung mengenai cara melengserkan presiden.

“Yang menghasut karena saya beritahu cara jatuhkan presiden. Jatuhkan presiden itu konstitusional. Apabila presiden melanggar pasal-pasal,” beber Fahri.

Dalam kesempatan itu juga, Fahri menyinggung ‘setan’ dalam orasinya. Tak jelas kepada siapa ‘setan’ itu ia tujukan.

“Saya lihat momen 411 dan 212 itu lebih semangat dari hari ini. Mungkin karena dulu setannya masih ada,”

“Tapi setan itu tidak pernah tidak ada. Dia akan selalu ada. Dia adalah musuh abadi kita,”

“Karena itu kita berkumpul kembali di sini dalam rangka mengumumkan permusuhan abadi kepada setan. Dan kita tidak akan berhenti memusuhinya sampai kiamat tiba.”[psi]










Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :