Hadi Tjahjanto Dipilih Jokowi karena Kedekatan Personal, Ini Analisanya
[tajukindonesia.id] - Presiden Joko Widodo telah menunjuk calon tunggal Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Hadi menggantikan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang sudah purna masa bakti pada Maret 2018 nanti.
Senasib dengan Gatot, Hadi adalah nama tunggal yang diajukan orang nomor satu di Indonesia itu ke DPR RI, Senin (4/12) pagi.
Namun, ada juga pihak yang menyebut bahwa nama Hadi sejatinya sudah dipersiapkan sejak lama oleh orang nomor satu di Indonesia itu.
Sebab, Hadi memang dikenal sebagai sosok yang cukup dekat dengan presiden.
Menanggapi hal itu, Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi punya pendapat lain.
Menurutnya, pilihan Jokowi yang menjatuhkan pada Hadi sebagai calon Panglima TNI bukan semata-mata karena kedekatan personal.
Terlebih, kondisi pemilihan Hadi ini sama dengan saat Jokowi menunjuk Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI pada 2015 lalu.
“Artinya pemilihan Hadi tidak semata-mata karena kedekatan personal, tapi juga unsur kemampuan dan rekam jejak yang juga lebih penting,” kata Muradi, Senin (4/12).
Justru, langkah Jokowi dengan menunjuk Hadi itu patut diapresiasi.
Sebab, hal ini tidak saja mengembalikan rotasi kepemimpinan di TNI, tapi juga menguatkan konsolidasi dan soliditas internal karena ada perasaan yang sama berkaitan dengan pemilihan kepemimpinan di intetnal TNI.
“Dan hal tersebut menjadi nilai tambah dari pengajuan Hadi sebagai Panglima TNI,” tegasnya.
Untuk diketahui, sebelum menjabat KSAU, pria kelahiran Malang, 8 November 1963 ini pernah menjabat sebagai Sekretaris Militer Kepresidenan (Sesmilpres) 2015-2016, era Jokowi.
Pada 2010-2011, alumnus Akademi Angkatan Udara 1986 ini menjadi Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo di Boyolali, Jawa Tengah, sekitar 14 km dari Surakarta.
Saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Lalu, pada 2013-2015, Hadi juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013-2015).
Nama Hadi pun pernah menjadi buah bibir ketika membongkar kasus korupsi di Kementerian Pertahanan.
Kedekatan Hadi dengan Jokowi sendiri pernah diakui oleh calon pengganti Gatot Nurmantyo itu. Hadi mengaku, sudah biasa membaca gerakan Jokowi.
Hal itu terungkap saat Presiden Joko Widodo meresmikan nama pesawat N219 menjadi Nurtanio di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11) lalu.
Dalam acara tersebut ada sebuah insiden seorang siswi Sekolah Dasar (SD) yang muntah di hadapan Jokowi.
Saat itu, Jokowi yang sudah memberikan isyarat tak mampu dibaca oleh ajudannya.
Justru Hadi yang ikut mendampingi Jokowi lebih bisa tanggap dan mengerti maksud Jokowi.
Dengan berlari kecil, Hadi lantas langsung membopong siswi tersebut untuk dibawa ke ruang tunggu.
Terkait tindakannya itu, Hadi punya jawaban sendiri. Dia mengaku sudah biasa membaca gerakan Jokowi.
“Saya biasa mendampingi presiden, dan selalu membaca gerakan Bapak Presiden,” tutur Hadi.[psi]
“Dan hal tersebut menjadi nilai tambah dari pengajuan Hadi sebagai Panglima TNI,” tegasnya.
Untuk diketahui, sebelum menjabat KSAU, pria kelahiran Malang, 8 November 1963 ini pernah menjabat sebagai Sekretaris Militer Kepresidenan (Sesmilpres) 2015-2016, era Jokowi.
Pada 2010-2011, alumnus Akademi Angkatan Udara 1986 ini menjadi Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo di Boyolali, Jawa Tengah, sekitar 14 km dari Surakarta.
Saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Lalu, pada 2013-2015, Hadi juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013-2015).
Nama Hadi pun pernah menjadi buah bibir ketika membongkar kasus korupsi di Kementerian Pertahanan.
Kedekatan Hadi dengan Jokowi sendiri pernah diakui oleh calon pengganti Gatot Nurmantyo itu. Hadi mengaku, sudah biasa membaca gerakan Jokowi.
Hal itu terungkap saat Presiden Joko Widodo meresmikan nama pesawat N219 menjadi Nurtanio di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11) lalu.
Dalam acara tersebut ada sebuah insiden seorang siswi Sekolah Dasar (SD) yang muntah di hadapan Jokowi.
Saat itu, Jokowi yang sudah memberikan isyarat tak mampu dibaca oleh ajudannya.
Justru Hadi yang ikut mendampingi Jokowi lebih bisa tanggap dan mengerti maksud Jokowi.
Dengan berlari kecil, Hadi lantas langsung membopong siswi tersebut untuk dibawa ke ruang tunggu.
Terkait tindakannya itu, Hadi punya jawaban sendiri. Dia mengaku sudah biasa membaca gerakan Jokowi.
“Saya biasa mendampingi presiden, dan selalu membaca gerakan Bapak Presiden,” tutur Hadi.[psi]