"99% Orang Yang Tidak Tahu Freeport, Pasti Bilangnya Freeport ini Negatif"


[tajukindonesia.net]         -          Dalam diskusi-diskusi tentang kedaulatan energi nasional, kehadiran PT Freeport Indonesia di Papua kerap dinilai sebagai hal yang negatif. Stigma negatif itu perlu ditepis dan dihapus. Sebab, kontribusi Freeport dari penambangannya di Papua sangat besar bagi Indonesia, khusunya Papua.

 Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim bahkan mengakui, pandangan negatif terhadap Freeport itu juga pernah ia rasakan kala dirinya masih berada di luar operasional perusahaan asal negeri Paman Sam itu. Namun, ia mengakui, setelah berada di dalam manajemen Freeport, ia merasakan signifikansi kontribusi Freeport bagi peningkatan perekonomian nasional.
"99% orang yang tidak tahu Freeport, pasti bilangnya Freeport ini negatif. Bahkan juga sempat berpikir seperti itu, karena saya berada di luar (Freeport). Karena memang kita diimajinasi sekian puluh tahun untuk berpikir seperti itu. Tapi keberadaan PT Freeport Indonesia di Papua harusnya bisa memberikan aksi dan nilai signifikan bagi masyarakat," kata Chappy Hakim saat memeberikan Kuliah Umum di Gedung Pascasarjana FEB Universitas Indonesia, Depok, Jumat (27/1/2017).

Chappy berkisah, ia melihat perubahan yang mendalam dengan adanya keberadaan PTFI di Papua setelah dirinya diangkat menjadi Presdir PTFI. Khususnya, kontribusi Freeport dalam menggerakan ekonomi di Papua.

"Setelah saya lihat banyak manfaat yang dirasakan setelah 50 tahun berada di Indonesia, saya ingin ini dilanjutkan. Setelah saya melihat, bahwa ini sangat fair. Karena ini sangat bisa diaudit, lebih baik kita memanfaatkan ini untuk kesejahteraan kita semua. Tidak ada ruang sedikitpun bagi kita untuk kongkalikong pada peraturan yang ada di Indonesia," ungkap mantan Pilot Hercules itu.

Chappy juga menandaskan, para pekerja Freeport kerap menghadapi medan yang berat dalam proses penambangan di Papua. Hal itu, kata dia, juga perlu mendapat simpatik dari banyak kalangan.

"Risiko penambangan sangat besar. Bisa dibayangkan tebingnya 90 derajat. Bagaimana jika tebing tersebut runtuh. Disini ada pekerja yang memantek tebing. Tidak ada tempat untuk berdiri. Pada dasarnya lokasi itu adalah suatu tempat yang tidak ada penghuninya," imbuhnya. [jtns]














Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :