Orang Tua Zoya : Perih Rasanya Anak Meninggal Karna Dipukuli Dan Dibakar Hidup-hidup
[tajuk-indonesia.com] - Asmawi (56) terpukul mendapatkan kabar anaknya tewas dihakimi massa, bahkan dibakar ketika masih hidup. Karena itu, pihaknya meminta semua pelaku ditangkap dan diberi hukuman yang setimpal.
"Pedih rasanya, anak digedik (dipukul), meninggal karena dibakar," Asmawi di lokasi autopsi jenazah anaknya, di TPU Kedondong, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu (9/8).
Dia menyayangkan aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh massa. Sebab, Indonesia berdasarkan negara hukum. Adapun, dalam peristiwa tersebut, anaknya tidak diberikan pembelaan, melainkan langsung dipukuli, dan dibakar hingga tewas mengenaskan.
"Kami meminta semua pelaku ditangkap, dan diberikan hukuman yang setimpal," katanya.
Kuasa hukum keluarga, Abdul Chalim Sobri mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat berwenang yaitu kepolisian. Apalagi, keluarga telah mengizinkan polisi melakukan proses autopsi.
"Keluarga awalnya keberatan karena sudah dimakamkan, akhir menyetujui karena untuk proses penyidikan," ujarnya.
Chalim mengaku sudah mendapatkan informasi bahwa tiga orang pelaku lain tertangkap. Sebelumnya, kata dia, sudah ada dua tersangka yang ditangkap.
"Kami meminta semua pelaku yang terlibat ditangkap dan diproses hukum," ujarnya.
Adapun, penyidik menjerat para tersangka dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan hingga korban meninggal dunia. Para tersangka terancam penjara selama 12 tahun.
Muhammad Aljahra alias Zoya tewas dipukuli massa dan dibakar hidup-hidup di Kampung Muara Bakti, Babelan, pada Selasa (1/8) lalu. Zoya dikejar massa lalu dipukuli karena melakukan pencurian amplifier di Musala AL-Hidayah di Kampung Cabang Empat, tak jauh dari lokasi pembakaran. [ma]