Ups... Tim Pemenangan Ahok-Djarot Klaim Gak Ada Solusi Selain Reklamasi
[tajuk-indonesia.com] - Juru bicara tim pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, Emmy Hafild mengklaim tak ada solusi selain reklamasi untuk mengatasi pencemaran lingkungan di Teluk Jakarta.
"Saat ini tidak ada (solusi)," kata Emmy di Rumah Cemara, Jalan Cemara No 19, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/3).
Menurut Emmy, opsi satu-satunya adalah masyarakat masyarakat Pantai
Utara Jakarta harus dipindahkan lantaran saat ini tanah di sepanjang
pantai utara berada 1,5 meter di bawah permukaan laut. Bahkan, pada 2025
kemungkinan tanah berada 2,5 meter di bawah permukaan laut. Hal ini
karena, bila tidak dipindahkan akan ada tiga bencana yang datang.
"Bencana dari tiga sudut, pertama air rob, kedua bencana banjir karena
air sungai tak bisa masuk laut, ketiga bencana akibat pencemaran yang
berbahaya. Jadi, reklamasi adalah bagian dari rencana untuk membuat
pemukiman yang baru dan layak, dan terhindar dari ketiga bencana itu
semua," ujar Emmy.
Dengan adanya reklamasi, pemerintah bisa mendapatkan kontribusi dana
dari para pengembang. Kontribusi tersebut dapat dipakai untuk menata
kembali pantai yang tercemar dengan menanami bakau. Di depan tanaman
bakau tersebut, kata dia, juga akan dibuat permukiman baru yang layak.
Nantinya, pulau hasil reklamasi akan dibagi dalam tiga zonasi, yakni
untuk permukiman, komersial, dan fasilitas pemerintah. "Itu yang
direncanakan pemerintah pusat. Gubernur ingin kalau ini (pulau
reklamasi) jadi wilayah DKI, maka ini jadi sesuatu yang baru untuk warga
seluruh kelas," tutur dia.
Saat ini, kata Emmy, pencemaran ekosistem di perairan juga sudah sangat
mengkhawatirkan. Emmy pun mencontohkan salah satu pencemaran ekosistem
di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu. Menurut dia, saat ini kondisi
perairan di sana sudah tidak layak. Bahkan, kata Emmy, status kondisi
air tersebut sudah tidak memiliki jarak pandang (visibility) lagi.
"Kalau dilihat dengan satelit, sampe jarak sejauh dua kilometer warna
lautnya cokelat atau keruh. Bahkan di depan Muara angke, tali tambang
jangkar saja sudah nggak kelihatan. Begitulah Teluk Jakarta," ujar
Emmy.
Emmy pun mengaku miris melihat kondisi sebuah pantai ibu kota sudah
sangat memalukan. Kondisi air laut yang hitam sudah bercampur dengan
limbah dan berbau. Sehingga, ia mendesak untuk tidak membiarkan pantai
Utara Jakarta tidak dibiarkan begitu saja. Menurut dia, harus ada
ekosistem baru atau buatan di utara Jakarta yang untuk menyelamatkan
kehidupan masyarakat ibu kota.
Emmy mengatakan banyak masyarakat tinggal di pinggiran kali kumuh yang
kemudian digunakan untuk mandi, menangkap ikan, atau bahkan untuk
konsumsi sehari-hari. Belum lagi kondisi tanah yang sudah berwarna hitam
dan berbau. Sehingga, kata Emmy, harus ada penanganan. "Kita harus buat
ekosistem baru atau buatan. Bukan dengan menolak reklamasi. Justru
reklamasi itu selamatkan kehidupan di pantai utara Jakarta supaya layak
huni," kata dia.
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebelumnya mengabulkan gugatan
nelayan atas SK Gubernur DKI tentang pelaksanaan izin reklamasi untuk
Pulau F, I, dan K pada Kamis (16/3). Hakim mewajibkan agar SK Gubernur
DKI tersebut dicabut. (rol)