Sssttt... Sri Mulyani Tidak Memuaskan Setiap Rapat Kerja, DPR Tawarkan Opsi Pecat Rini
[tajuk-indonesia.com] - Komisi VI DPR RI menganggap jawaban-jawaban dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, tidak memuaskan dalam setiap rapat kerja.
Sri Mulyani sendiri menggantikan peran Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara (Meneg BUMN), Rini Soemarno, yang sejak lama resmi dilarang DPR
RI untuk mengikuti rapat-rapat kerja di Senayan.
Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto, mengakui Sri Mulyani
menguasai masalah keuangan. Tetapi dia tidak mampu menjawab masalah
teknis di Kementerian BUMN.
"Bu Sri Mulyani tidak bisa menjawab teknis. Makanya, dia minta Deputi
yang menjawab. Dia hanya mengerti persoalan hukum, undang-undang, teknis
keuangani," ungkap Darmadi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat
(24/3).
Politikus PDI Perjuangan ini mengaku ada sesuatu yang hilang dengan
ketidakhadiran Rini Soemarno. Ada banyak pertanyaan DPR tentang kinerja
Meneg BUMN yang harus dijawab langsung oleh menterinya.
"Lebih enak berhubungan dengan menteri untuk membahas, karena dia lebih
menguasai permasalahannya. Kadang-kadang rindu juga. Banyak permasalahan
yang kita sampaikan kepada Bu Sri Mulyani, ternyata itu masih belum
bisa diselesaikan oleh Kementerian BUMN," jelasnya.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut, ada tiga jalan terbaik. Pertama, mencabut larangan Rini ke DPR melalui paripurna.
Atau, yang lebih keras, Presiden Joko Widodo mengganti Rini dengan sosok Menteri BUMN yang baru.
Opsi terakhir, Jokowi menunjuk wakil menteri BUMN untuk hadir di DPR.
"Tiga opsi itu tidak masalah. Kalau mau ke paripurna tidak masalah,
Kalau mau diganti, mau reshuffle tidak masalah, kalau Wamen oke juga,"
pungkasnya.
Sebelumnya terdengar berita bahwa rapat oordinasi dan konsultasi Komisi
VI DPR RI dengan Kementerian BUMN diwarnai banyak keluhan dari Anggota
dan Pimpinan Komisi VI.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertugas mewakili Menteri BUMN
dalam tiap rapat kerja karena sanksi yang pernah dijatuhkan rapat
paripurna DPR kepada Rini. Komisi VI meragukan Menkeu sanggup menangani
masalah keuangan negara sekaligus mengambil alih peran Menteri BUMN di
DPR.
"Apakah betul semua ini ditindaklanjuti? Saya enggak tahu apakah Ibu
kuat menghandel, Ibu happy gak sih dengan posisi seperti itu. Ibu kan
bukan super woman, orang biasa. Hal ini juga harus jadi perhatian serius
Bapak Presiden," kata Darmadi saat rapat kerja Komisi VI dengan Menteri
Keuangan, pada Kamis (23/3) dikutip dari website DPR RI.
Wakil Ketua Komisi VI, Inas Nasrullah, juga berharap Presiden bisa
memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini karena rapat kerja dengan
Sri Mulyani kerap menghasilkan jalan buntu.
Menteri BUMN memang dilarang hadir dalam setiap rapat di DPR. Namun,
Wakil Ketua Komisi VI, Azam Azman Natawijana, mengaku, Komisi VI sebagai
pengawas BUMN merasa kesulitan melakukan koordinasi dan komunikasi
dengan Kementerian BUMN untuk membahas berbagai program kerja. (rmol)