Pimpinan DPR: Kapolri Perlu Banyak Konsultasi Dengan MUI
[tajukindonesia.net] Kapolri Jenderal Tito
Karnavian dianggap tidak tahu menempatkan posisi para ulama dalam konteks
berbangsa dan bernegara.
"Kapolri itu saya
kira perlu konsultasi banyak dengan MUI supaya dia tahu apa positifnya MUI dan
bagaimana menata hubungan antar agama," tegas Wakil Ketua DPR RI, Fahri
Hamzah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (20/1).
Pernyataan itu dikatakan Fahri menanggapi
pernyataan Jenderal Tito yang menyebut ulama, dalam hal ini Majelis Ulama
Indonesia (MUI) berdampak pada stabilitas keamanan nasional.
Bukan tanpa alasan, menurut Fahri, tidak sedikit
dari fatwa MUI justru menguntungkan negara baik dari sisi finansial maupun dari
sisi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Saya memberi contoh, meskipun MUI tidak
diurus negara tapi mereka sudah memfatwakan instrumen keuangan yang
menguntungkan negara sampai 700 triliun, mulai dari sukuk, instrumen-instrumen
keuangan yang kemudian dihalalkan oleh MUI, dibeli dan ditransaksikan terutama
di timur tengah, negara mendapat uang dari Rp. 700 triliun," jelasnya.
Fahri tak sependapat dengan anggapan yang menyebut
fatwa MUI mengganggu kelompok ataupun agama lain. Sebab, fatwa yang dikeluarkan
oleh MUI sesungguhnya hanya untuk Ummat Muslim. Itupun hanya bagi Ummat Islam
yang mau menuruti fatwa.
"Fatwa itu tidak untuk kelompok lain tapi
untuk kelompok Islam. Kalau tidak mau ikut ya tidak apa-apa kesadaran
masing-masing. Agama itu bukan sebuah institusi tapi kesadaran,
keyakinan," tandasnya. [rm]