PKB: Kenapa Pemerintah Tak Pernah Undang FPI Untuk Berdialog
[tajukindonesia.net] Program deradikalisasi
mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir ini. Pemerintah sepertinya
mengalami disorientasi terhadap akar masalah radikalisasi. Namun masalah
itu diyakini tidak menjadi ancaman pada Pilkada serentak.
Demikian dikatakan Wakil
Ketua Komisi II DPR, Lukman Edy di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (20/1).
Politisi PKB ini mengatakan hampir tidak ada
pembinaan pada ormas ormas ataupun kelompok masyarakat lainnya yang berpotensi
terpengaruh paham transnasional.
"Bahkan hampir tidak ada dialog dengan
kelompok kelompok tersebut. Padahal upaya yang paling efektif dalam rangka
deradikalisasi adalah dengan dialog," kata Lukman Edy.
Tugas itu menurut dia lagi, seharusnya digarap
misalnya oleh Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Namun lembaga itu tidak pernah melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan
menangkal deradikalisasi.
"Banyak program-program Kesbang yang tidak
jalan. Padahal Kesbang itu fungsinya adalah membentuk karakter bangsa dan
menanggulangi deradikalisasi," katanya.
Ia mencontohkan disorientasi dalam melakukan
deradikalisasi adalah tidak pernah diundangnya ormas Front Pembela Islam (FPI).
"Kenapa pemerintah tidak ajak dialog ormas seperti FPI. Apa Kemendagri
pernah undang FPI?" tanya dia.
Namun ketika ditanya apakah radikalisasi itu
menjadi ancaman pada Pilkada Serentak, terutama pada Pilkada DKI, Lukman Edy
meyakini hal itu tidak akan terjadi.
"Secara umum tidak. Karena saya mengamati
bukan hanya DKI saja tapi 101 pilkada di seluruh Indonesia," kata Lukman
Edy.[rm]