Usai Lawatan Raja Arab, Guru Besar UGM Peringatkan Awas Gempuran dari China dan AS
[tajuk-indonesia.com] - Euforia lawatan kenegaraan Arab Saudi ke Indonesia dan sejumlah negara diharap tidak mengalihkan kewaspadaan bersama terhadap pergerakan China maupun Amerika Serikat.
“Kita harus lebih perhatian pada ekspansi China, baik politik maupun ekonomi,” ujar Ekonom UGM, Prof Tri Widodo di Yogyakarta, Minggu (5/3).
Saat ini menurutnya semua sependapat bahwa Indonesia mengalami gempuran hebat dua poros kekuatan dunia, China dan AS. Belum lagi banyak sendi kehidupan telah dikuasai hegemoni perusahaan multinasional.
Tingginya agresifitas Negeri Tirai Bambu yang juga mendapat dukungan Pemerintah Indonesia bisa pelan-pelan mengancam dominasi Jepang di sektor penanaman modal, maupun Uni Eropa dan Amerika Serikat pada migas.
“Sehingga pemerintah di banyak negara termasuk Indonesia kebijakannya tidak pernah efektif,” ungkap Guru Besar Ekonomika Bisnis ini.
China dan AS menurutnya menjadikan Indonesia sebagai sumber produksi untuk sektor raw material atau energi dan tambang, lebih besar dari kepentingan bisnis serupa dari Arab Saudi terhadap Indonesia.
“Meskipun AS dibawah Trump masih berkonsentrasi membenahi ekonomi domestik dengan kebijakan protektif,” tambahnya.
Menyoal Arab Saudi, walau perekonomiannya melemah lantaran industri minyak sedang lesu, namun kehadirannya dapat diartikan sebagai bantuan bagi Indonesia ditengah perebutan pengaruh dua kekuatan adidaya tadi.
“Bentuk kesetiakawanan (Arab Saudi) sebagai sesama negara dengan mayoritas penduduk muslim. Kalau (kepentingan) politik luar negeri itu tidak bisa dipungkiri pasti ada,” tandasnya.
Namun, Tri menyayangkan Pemerintah Indonesia yang tak mampu memberi lebih daftar investasi menjanjikan kepada Arab Saudi sehingga angka investasi yang turun jauh dari ekspektasi.
“Ibarat sudah kedatangan orang bawa duit tapi pemerintah tidak mampu memberikan daftar investasi yang menjanjikan pada investor. Tidak seperti bayangan kita,” pungkas Tri. [aktual]