Kedaulatan Negara Terancam, Pemerintah Harus Putuskan Kerjasama Dengan Cina !
[tajukindonesia.net] Derasnya arus investasi yang masuk dari
China ke Indonesia menimbulkan kekhawatiran bagi banyak kalangan. Karena
kedaulatan negara bisa terancama kalau sampai banyak proyek strategis dibangun
oleh negara Tirai Bambu tersebut.
Demikian terungkap dalam diskusi
"Ancaman Komunisme Cina Raya dan Bahaya Politik Kartel Keturunan, Fakta
atau Ilusi" yang digelar Qomando Masyarakat Tertindas (Qomat) di Kampus
Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Islam (Stebank) Islam Mr. Sjafruddin
Prawiranegara, Jalan Kramat Pulo, Johor Baru, Jakarta Pusat, (Kamis, 5/1).
Hadir sebagai pembicara pakar politik
internasional, DR. Muchtar Efendi Harahap; dua pengamat politik Muslim Arbi dan
Suab Didu, Jubir Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF
MUI), Munarman dan Ketua Qomat Faedurrohman.
Di antara beberapa proyek yang akan dikerjakan
Cina di Indonesia adalah membangun 24 pelabuhan, 15 bandara, dan 8.700 Km jalur
kereta listrik. "Saat ini Indonesia lebih real kerja sama dengan negara
Cina. Cina akan memperoleh hak pelabuhan laut dan udara. Negara akan tergadaikan
martabat NKRI di mata dunia tidak dihargai," Muchtar.
Celakanya, derasnya arus investasi yang masuk
disertai dengan membanjirnya tenaga kerja asing asal Cina ke Indonesia. Bahkan,
banyak yang sudah ditangkap karena ternyata ilegal. Hal ini merupakan persoalan
yang serius.
"Kondisi bahwa tenaga kerja asing (TKA) asal
Cina semakin memantapkan fakta bahwa Cina benar-benar menjadi ancaman serius
bagi bangsa Indonesia," ungkap Faedurrohman.
Dia mengingatkan Pemerintah jangan sampai tergiur
dengan berbagai tawaran yang ujung-ujungnya akan merugikan bangsa Indonesia.
Karena itu Pemerintah harus tegas berani untuk hubungan kerja dengan pihak
Cina. "Kalau tidak akan merongrong dan meruntuhkan NKRI harus
dikutuk," tegasnya.
Apalagi, ekonomi Indonesia sendiri saat ini
dikuasai oleh kalangan Cina keturunan. Saat ini banyak proyek yang digarap oleh
warga keturunan Cina.
"Salah satunya proyek proklamasi teluk
Jakarta. Oleh pengamat dan ahli, proyek tersebut tidak ada beneifit sedikit pun
bagi bangsa Indonesia. Yang ada justru proyek tersebut untuk menampung jutaan
orang Cina," tegasnya.
Para pembicara mengkhawatirkan besarnya investasi
dan banyaknya TKA asal negara tersebut di Indonesia menjadi celah untuk
mengembangkan komunisme, ideologi terlarang di Tanah Air.
"Hal ini menegaskan negara sudah dibawah
kekuasaan aseng. Mereka kirim virus tanaman (proxy war). Dan tidak dimungkinkan
mengirimkan Tentara Merah (tentara Cina). Saat ini Pemimpin tidak membela
bangsa dan Negara. Bisa jadi adanya kerjasama dengan Cina, kebangkitan komunis
akan kembali di tanah air, dari sisi ekonomi, ideologi dan politik," jelas
Muslim Arbi. [rm]