"Saya Suami Setia, Ada Yang Ngajak Kawin Tapi Nggak Mau"
"Saya Suami Setia, Ada Yang Ngajak Kawin Tapi Nggak Mau"
[tajukindonesia.id] - Tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo kini memilih beternak ayam petelur dan momong cucu. Dia tidak menampik ada parpol yang sudah mengajaknya bergabung. Apa Gatot mau? Dia menggeleng. "Saya suami setia, ada yang ngajak kawin tapi nggak mau," ujarnya diplomatis.
Hal itu diungkapkan Gatot saat ditemui wartawan di Mabes TNI, usai serah terima jabatan Pangkostrad, Dankodiklat dan beberapa jabatan lainnya di jajaran TNI AD, kemarin. Gatot bertutur, dia kini merintis usaha ternak ayam petelur bersama kawan-kawannya di Purwakarta, Jawa Barat. Usaha itu ditekuninya lantaran punya pasar yang potensial. "Saya mulai belajar beternak ayam petelur. Ayam kan pasarnya nggak habis-habis telurnya, makin naik," ujar Gatot.
Usaha itu, menurut Gatot, untuk menopang kehidupannya selepas pensiun April tahun ini di usia 58 tahun. Setelah tak lagi jadi Panglima TNI, selain sibuk beternak ayam, Gatot juga sibuk mengurus cucu. Selepas menjabat Panglima TNI, waktu luangnya lebih banyak. "Itu yang buat saya makin muda rasanya," selorohnya sambil tersenyum.
Soal politik, ya itu tadi, Gatot belum berminat terjun ke kancah itu. Soalnya, dia masih berstatus sebagai tentara aktif. Padahal, nama Gatot kerap digadang-gadang sebagai capres maupun wapres pada Pilpres 2019.
Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang digelar 7-13 Desember 2017, nama Gatot ada di urutan keempat setelah Jokowi, Prabowo dan SBY dengan perolehan suara 0,8 persen. Sementara jika dijadikan cawapres, Gatot berada di urutan ketiga setelah JK dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 12,2 persen. Malah, Survei Indikator Politik Indonesia pada Oktober lalu menempatkan nama Gatot di posisi dua teratas pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Dalam simulasi 16 nama yang diajukan oleh Indikator, Basuki Tjahaja Purnama memperoleh angka 16 persen. Sementara, Gatot menguntit di bawahnya dengan perolehan suara 10 persen.
Salah satu partai yang sempat mewacanakan mencalonkan Gatot adalah Nasdem. Menurut Nasdem, Gatot sangat cocok apabila disandingkan dengan Jokowi, perpaduan antara sipil dan militer. Namun, Gatot memilih bersabar hingga pensiun. "Mau dipinang bagaimana pun juga saya masih tentara tetap aja saya nggak mau dipinang selama saya masih tentara. Ya nanti lah ya setelah pensiun baru tanya saya lagi," ujar Gatot. "Disuruh perang (sekarang) siap saya juga," imbuhnya.
Gatot juga menilai majunya beberapa perwira TNI dalam kancah Pilkada 2018 sah-sah saja. Misalnya saja, KSAD Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi yang mengikuti Pilgub Sumut. Edy mengajukan pensiun dini. "Seperti yang disampaikan KSAD, semua prajurit TNI yang ikut Pilkada itu sah karena sudah ajukan pensiun. Bahkan (mantan) pangkostrad (Edy) sudah ajukan pensiun," tandasnya.
Bukan kali ini saja Gatot menegaskan tak akan masuk ke dalam kancah politik praktis selama masih jadi tentara aktif. Berkali-kali dia sudah menegaskannya. Bahkan, pada akhir Desember lalu, Gatot sempat digoda PPP Jateng untuk maju dalam Pilgub Jateng. Sekjen PPP Arsul Sani mengamini jika pengurus daerah menghendaki Gatot maju di Pilkada Jateng. Selain PPP, Pengurus DPD Partai Demokrat Jateng juga mengaku berminat mengusung Gatot. Namun, Gatot menolaknya dengan halus.
"Ya saya ucapkan terima kasih atas pernyataan tersebut, untuk Jawa Tengah. Tapi mohon maaf bahwa saya punya cita-cita sejak masuk tentara. Saya ingin menuntaskan tugas saya sebagai prajurit sampai purna tugas," tegas Gatot, 4 Januari lalu. [rmol]