Pertanyakan Reuni 212, Ratna Sarumpaet Semprot Menag Lukman: Ucapannya Khas Provokator Sejati!
[tajukindonesia.id] - Situasi jelang Reuni Akbar Aksi Bela Islam 212 semakin memanas, pasalnya banyak pihak menentang reuni yang akan digelar secara damai itu. Bahkan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin turut mempertanyakan Reuni Alumni 212 itu.
Di sisi lain, aktivis perempuan Ratna Sarumpaet menyesalkan sikap Lukman dalam posisi sebagai Menteri Agama RI, mempertanyakan Reuni 212.
“Kasihan Menteri @lukmansaifuddin Ini – Kalimat-kalimat dalam tiap ucapan Beliau khas profokator sejati. Alhamdulillah rakyat tidak terpancing. Mereka memaklumi mentrinya masih harus banyak belajar,” tegas Ratna di akun Twitter @RatnaSpaet.
Pernyataan @RatnaSpaet tersebut menanggapi tulisan bertajuk “Menag Lukman Pertanyakan Tujuan Reuni 212 Untuk Apa, Jawaban Umat Islam Sangat Menohok”
Seperti dirilis republika (28/11), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta pihak yang ingin menggerakkan Reuni 212 sebaiknya memberikan penjelasan yang cukup terkait dengan tujuan dan maksud yang ingin dicapai.
"Tentu itu (Reuni 212) sesuatu yang kita bisa lihat dari berbagai aspek, tergantung sisi pandangnya seperti apa," kata Lukman (28/11).
Menurut Lukman, masyarakat harus mendapatkan penjelasan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dari Reuni 212 tersebut. Sebab kalau tidak mendapatkan penjelasan yang cukup, tentu akan menimbulkan pemahaman atau penafsiran yang amat sangat beragam. Apalagi tahun depan memasuki tahun politik. [ito]
Pernyataan @RatnaSpaet tersebut menanggapi tulisan bertajuk “Menag Lukman Pertanyakan Tujuan Reuni 212 Untuk Apa, Jawaban Umat Islam Sangat Menohok”
Seperti dirilis republika (28/11), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta pihak yang ingin menggerakkan Reuni 212 sebaiknya memberikan penjelasan yang cukup terkait dengan tujuan dan maksud yang ingin dicapai.
"Tentu itu (Reuni 212) sesuatu yang kita bisa lihat dari berbagai aspek, tergantung sisi pandangnya seperti apa," kata Lukman (28/11).
Menurut Lukman, masyarakat harus mendapatkan penjelasan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dari Reuni 212 tersebut. Sebab kalau tidak mendapatkan penjelasan yang cukup, tentu akan menimbulkan pemahaman atau penafsiran yang amat sangat beragam. Apalagi tahun depan memasuki tahun politik. [ito]
