Kapolri : Teroris Serang Polisi karena Gunakan Doktrin Takfiri
[tajuk-indonesia.com] - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, menargetkan polisi. Pelaku berinisial AS dan INS yang diketahui berafiliasi dengan kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD) ini memiliki doktrin Takfiri.
"Kenapa sasarannya anggota kepolisian? Mereka menggunakan doktrin Takfiri, yaitu segala sesuatu yang bukan berasal dari Tuhan itu adalah haram. Sehingga muslim yang dianggap tidak sepaham dengan mereka dianggap kafir. Kafir dibagi menjadi dua, kafir harbi kafir dzimmi. Kafir harbi adalah kafir yang memerangi mereka dan kafir dzimmi adalah kafir yang harus tunduk kepada mereka," terang Kapolri usai mengunjungi lokasi ledakan di Terminal Kampung Melayu, Jaktim, Jumat (26/5/2017).
Kelompok teroris tersebut menurut Tito menganggap Polri sebagai kafir harbi. Sebab polisi melakukan tugas penegakan hukum terhadap tindak pidana terorisme sesuai peraturan perundang-undangan.
"Sementara hari ini lebih dari 120 Polri jadi korban oleh kelompok ini, 40 di antaranya termasuk yang tiga orang, adalah anggota polisi yang gugur. Sementara luka-luka ada 80-an," sambung Tito.
Terkait teror bom bunuh diri Kampung Melayu, Tito menyebut AS dan INS merupakan kelompok JAD dari sel Bandung Raya. Polri ditegaskan Tito sudah beberapa kali menggagalkan aksi teror kelompok tersebut seperti di Waduk Jatiluhur dan Cicendo, Bandung
"Sehingga kejadian yang ada di Kampung Melayu ini memang kita sesalkan terjadi, tapi mereka juga sudah belajar cara mendeteksi kepolisian dan deteksi intelijen," ujarnya. (dtk)