Survei Capres Sebut Jokowi Tak Punya Lawan Sepadan, Benarkah??


[tajuk-indonesia.com]         -        Bagaimana kinerja pemerintahan Jokowi-JK yang sudah setengah jalan? Lembaga Survei Indo Barometer menyebut mayoritas publik merasa puas dengan kepemimpinan Jokowi, dan berharap lanjut ke periode kedua. Bahkan, jika Pilpres digelar hari ini, elektabilias Jokowi masih unggul jauh dibanding nama-nama lain. Belum ada lawan yang sepadan untuk Jokowi, termasuk Prabowo Subianto.

Itulah gambaran hasil survei terbaru yang dilakukan Indo Barometer yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif M Qodari di Hotel Sahid, Jakarta, kemarin. Survei terbarunya itu bertajuk "Evaluasi Publik Dua Setengah Tahun Jokowi-JK". Ikut hadir dalam acara ini adalah politikus senior Golkar Agung Laksono dan politikus dari PDIP Maruarar Sirait.

Dalam pengantarnya, Qodari menyampaikan tujuan survei tersebut untuk melihat evaluasi publik terhadap kinerja presiden, wakil presiden, dan kabinet dalam dua stengah tahun ini. Survei digelar pada 04-14 Maret lalu di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Responden dipilih dengan metode sampel acak bertingkat dengan tingkat kesalahan plus minus 3 persen. Pengumpulan data ddilakukan dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuisioner.

Apa hasilnya? Qodari menyebut sebesar 66,4 persen publik merasa puas dengan kinerja Jokowi. Adapun yang tak puas sebesar 32 persen. Diketahui juga responden yang menginginkan kembali Jokowi sebagai presiden di 2019 mencapai 57,8 persen.

Ada pun yang tidak menginginkan Jokowi kembali jadi RI1 sebanyak 26,7 persen. Raihan ini tak jauh beda dengan Wapres JK. "Sebanyak 57,8 persen responden merasa puas kinerja JK dan sebanyak 35,8 persen mengaku tidak puas," kata Qodari.

Dan jika Pilpres digelar hari ini, Jokowi mendapat elektabilitas paling tinggi yaitu mencapai 45,6 persen. Angka ini jauh di atas lawannya di Pilpres lalu, Prabowo Subianto yang mendapat 9,8 persen, atau nama lain yang muncul seperti Ahok, Ridwan Kamil dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Jika dilakukan head to head antara Jokowi dan Prabowo maka Jokowi meraih 50,2 persen adapun Prabowo 28,8 persen. Sebanyak 20 persen responden memutuskan tidak menjawab. Dari survei juga terungkap ada lima alasan tertinggi responden memilih capres, yaitu dekat dengan rakyat, terbukti kinerjanya, berjiwa sosial dan baik, membawa perubahan serta berani.
Adapun keberhasilan pemerintahan Jokowi menurut publik antara lain program pembangunan yang meningkat, pelayanan pendidikan lebih baik, kartu Indonesia sehat, infrastruktur jalan lebih baik, kestabilan harga di daerah terpencil, kebijakan tol laut, pemberantasan korupsi, eksekusi mati pengedar narkoba, dan lain-lain.

Sedangkan kegagalan pemerintahan Jokowi menurut publik antara lain pemimpin boneka, harga kebutuhan pokok belum stabil, pelayanan kesehatan buruk, perekonomian rakyat terlalu pro China, terkait stabilitas politik, keterbatasan lapangan pekerjaan, penegakan hukum tidak netral, kasus SARA, kualitas pendidikan, dan lain-lain.

Kata Qodari, dengan tingkat kepuasan publik mencapapai 66,6 persen, Jokowi sudah di atas angin. Tapi jika ingin mulus di Pilpres 2019, angka kepuasan publik perlu mencapai 80 persen. Artinya dalam dua tahun ini Jokowi punya PR untuk mendongkrak kepuasasn publik atas kinerjanya. Artinya dalam dua tahun mendatang, Jokowi butuh 14 persen yang artinya tiap tahun perlu naik tujuh persen. 
Sementara itu, Agung Laksono mengatakan, hasil survei ini menunjukkan bahwa Jokowi punya modal politik untuk kembali bertarung di Pilpres 2019. "Golkar sebagai partai pendukung pemerintahan, tentu kami mengusung Jokowi untuk dicalonkan kembali karena modal politik cukup menggembirakan dan perlu dipelihara serta ditingkatkan," kata Agung. 
Agung juga menyebut Jokowi harus mempertahankan kebijakan pembangunan infrastruktur yang kini sedang dilakukan. Jokowi juga harus melanjutkan kebijakan deregulasi agar memudahkan iklim usaha sehingga dapat menarik investasi lebih besar. "Modal ini tidak boleh melemah, harus dipacu terus terutama pekerjaan rumah terkait pertumbuhan ekonomi dan pemerataan," ujarnya. 
Adapun Maruar Sirait mengatakan hasil survei tersebut merupakan awal yang baik di Pilpres 2019. Jokowi hanya perlu mengatur strategiuntuk memastikan Jokowi kembali menjadi presiden. 
"Ini momentum Pak Jokowi untuk menjawab keinginan publik melalui langkah-langkah strategis, rakyat yang percaya kepada pemerintah dan DPR juga relatif mendukung pemerintah," kata Maruar. 
Siapa lawannya? Maruarar bilang, politik itu dinamis. Siapa lawan Jokowi di Pilpres bisa siapa saja. Bisa kembali melawan Prabowo atau justru Prabowo yang merapat ke Jokowi. 
"Kalau mereka bergabung berdua bisa saja terjadi dalam politik," pungkasnya.[rmol]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :