"Cina Pilih Cina Kita Gak Boleh Bilang SARA, Namun Jika Ajak Muslim Pilih Muslim Mendadak Dibilang SARA!"
[tajuk-indonesia.com] - Keluarga besar masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berdomisili di Jabodetabek resmi mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Tak hanya itu, Paslon nomor urut 3 itu pun mendapatkan dukungan dari warga Koja Jakarta Utara, yang tergabung dalam Koja pilih Anies Sandi (KoPI ASA)
Deklarasi
tersebut disampaikan secara bergatian di halaman Posko Anies-Sandi,
Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/3/2017).
Satu persatu
mereka menyampaikan dukungan resmi secara simbolik kepada Wakil Ketua
Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mohamad Taufik didampingi Sekretaris DPD
Gerindra DKI Jakarta, Husni Thamrin.
Dalam
sambutannya, Taufik menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas
deklarasi dukungan masyarakat NTB, NTT dan warga Koja pada putaran kedua
Pilgub DKI, 19 April mendatang.
Pria yang
juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI ini menjelaskan,
bahwa saat ini 90 persen pemilih AHY-Syilvi telah merapat mendukung
Anies-Sandi.
Kata dia,
sejatinya pendukung Anies-Sandi dan AHY-Sylvi merupakan satu irisan yang
sama-sama menginginkan pemimpin baru di DKI, keduanya tergabung dalam
koalisi kekeluargaan.
"Nah di
putaran kedua ini, kita kembali bersatu. Bahkan semakin kompak.
Kehadiran bapak, ibu dan para pemuda ke Posko Cicurug ini pasti karena
mendambakan Anies-Sandi memimpin. Kami bertambah semangatnya. Ibu bapak,
tentu punya jaringan juga," kata Taufik.
Taufik
memaparkan, berdasarkan data hasil Pilgub putaran pertama lalu, 97
persen non muslim dan etnis Tionghoa kompak memilih petahana
Ahok-Djarot.
"Artinya
apa? Kesimpulan kita, pertama mereka begitu solid. Etnis Cina milih Ahok
karena Cina. Nonmuslim milih dia karena non muslim. Dan itu tidak
salah," ujar Taufik.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan, melihat data dukungan kepada Ahok tersebut, justru yang SARA itu bukan umat Islam.
"Mereka ini
yang primordial atau SARA. Bayangin, sebanyak 97 persen Cina dan
nonmuslim bulat milih Ahok. Tapi, kenapa mereka milih pemimpin yang
nonmuslim, tidak boleh kita bilang SARA. Yang Cina milih Cina, kita
tidak boleh bilang SARA. Lah,
giliran kita mengajak masyarakat muslim memilih pemimpin yang muslim
mendadak jadi SARA, semua ribut," ucap Taufik berseloroh.
Karenanya,
Taufik mengajak keluarga besar masyarakat muslim di Ibu Kota untuk
segera bersatu merapatkan barisan demi mendukung dan memenangkan
Anies-Sandi.
"Kalau orang
Islam bersatu, kita pasti menang. Kemarin pada putaran pertama mungkin
latihan, boleh lah salah milih. Tapi pada putaran kedua nanti jangan
sampai salah pilih. Mari kita selamatkan Jakarta dengan bersama-sama
merebut kemenangan pada 19 April," tegas Taufik disambut teriakan takbir
ratusan warga yang hadir.
Sementara
itu, tokoh masyarat muslim NTT, Sahar El Hasan mengajak masyarakat jeli
dan pintar dalam melihat kebohongan-kebohongan petahana Ahok selama
ini.
"Tanda-tanda
pembohong itu sering minta maaf. Coba kita hitung sudah berapa kali dia
(Ahok) menyampaikan permintaan maaf ke publik?," cetus dia.
Karena itu,
Sahar menyebut, tidak ada cara lain untuk menghentikan rangkaian
kebohongan tersebut kecuali dengan dengan cara memilih Anies-Sandi
sebagai pemimpin Jakarta periode 2017-2022.
"Biarkan
kemarin dia jungkir balik mengkibuli kita, tapi ini harus disudahi.
Jangan sampai diulangi lagi. Mari kita gusur si pembohong. Orang
pembohong tak boleh jadi pemimpin," tegas Sahar. [teropongsenayan]