Timses Ahok: Sejak Kapan Itigasah Harus Izin PWNU?
[tajukindonesia.net] - Acara Istigasah Kebangsaan Warga Nahdliyin Jakarta di Masjid al-Huda Jl Talang No 3 Jakarta Pusat, Minggu (4/2) memantik polemik.
Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (NU) DKI Jakarta protes keras digelarnya acara tersebut lantaran menggunakan nama NU tanpa izin.
Anggota tim sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Guntur Romli
mempertanyakan keberatan tersebut. Dia heran, karena selama ini tidak
pernah acara istigasah Nahdliyin harus meminta izin PWNU Jakarta.
"Apalagi yang mengadakan adalah tokoh NU Jakarta yakni Djan Faridz yang
mantan Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta (2011-2014) dan dihadiri oleh
KH Nur Iskandar SQ, yang baru sembuh dari sakit, yang pernah dikabarkan
wafat gara-gara menolak Aksi Bela Islam 411 dan 212," kata Guntur dalam
keterangan yang diterima wartawan, Senin (5/2).
Dirinya menyayangkan ada pihak yang menolak istigasah tersebut, apalagi
menganggap politis, karena diadakan oleh Djan Faridz yang juga Ketua
Umum PPP dan hanya dihadiri oleh salah seorang Cagub yakni Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kita sayangkan politisasi ini, tapi, politisasi terhadap NU tidak hanya
dilakukan oleh Djan Faridz, karena sampai ke struktur PBNU juga
melakukan. Rais Aam Syuriah, Ketum PBNU dan Sekjen PBNU hanya menerima
pasangan calon Agus-Sylvi pada bulan Oktober tahun lalu, bahkan diberi
KartaNU," katanya.
Guntur menjelaskan, saat ini banyak pihak yang sekarang "main" di NU,
khususnya para politisi NU yg masuk di banyak parpol yang tergantung
dengan arah koalisi Cagub DKI Jakarta.
Untuk itu dirinya berharap khususnya kepada PBNU untuk menetralisir
suasana, agar mengundang semua Paslon demi tidak dianggap sepihak dengan
'permainan' oknum yang mendukung salah satu pasang calon.
"Ini cara yang sangat arif yang bisa meletakkan politik keadilan dan kesetaraan, semua pasangan calon diundang," katanya. [jpnn]