Di Duga Provokasi Di Screenshot, Materi Jambore Tidak Mendidik
[tajukindonesia.net] - Khalayak netizen ramai menggunjingkan Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia yang digelar di Cibubur, Jakarta Timur, akhir pekan kemarin. Muncul tudingan acara itu ditunggangi kepentingan politik, ada juga tudingan acara terkait propaganda komunisme.
Koordinator Aliansi Mahasiswa Indonesia, Zainuddin Arsyad mengatakan, ada beberapa mahasiswa dari UMY, UIJ, UBK, dan Universitas Ibnu Khaldun Jakarta yang diusir dari Jambore tersebut. "Alasannya karena mereka mengkritisi kinerja pemerintah saat ini," katanya saat menyampaikan sikap di Kantor MUI.
Bahkan, lanjut dia, ada ratusan mahasiswa dari Aceh, Sulawesi, Lampung, Padang dan beberapa kota lain terpaksa walk out atau meninggalkan forum. Mereka merasa kegiatan tersebut janggal dan sarat kepentingan politik.
Kejanggalan pertama, menurut Zainuddin, tidak tampak bendera merah putih. Akibatnya, peserta membawa bendera naik ke panggung. Kedua, tidak ada logo Pancasila. Ketiga, tidak ada pembacaan doa dan ayat kitab suci Al-Quran saat pembukaan acara.
Kejanggalan lain, ada banyak peserta tidak membawa undangan resmi, namun isi materinya banyak menyudutkan ormas Islam dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, sambung Zainuddin, terjadi pengusiran sekelompok mahasiswa yang kritis terhadap Pemerintahan Jokowi. "Pengkhianatan terhadap agama karena tidak adanya pembacaan doa sesuai dengan tradisi Indonesia sebagai negara Pancasila," sesal Zainuddin.
Belakangan beredar kabar, politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu disebut menjadi salah satu aktor terlaksananya jambore tersebut. Adian mengaku tidak tahu kontroversi yang terjadi saat acara berlangsung.
"Itu tanya panitianya aja. Gue bukan panitia dan nggak tahu peristiwa itu. Biar nggak salah, mending tanya panitia," ujar Adian saat dikontak Rakyat Merdeka.
Ia juga membantah terlibat pengerahan mahasiswa untuk melakukan demonstrasi di depan rumah Presiden keenam SBY pada Senin (6/2) lalu. "Saya tidak tahu bagaimana mahasiswa memutuskan untuk aksi di Mega Kuningan, tepatnya di dekat Kedubes Qatar. Bila kita lihat lokasi, aksi itu tidak tepat di depan rumah SBY karena masih ada jarak pandang sekitar 50-an meter. Kalaupun polisi mengatakan demo itu tanpa izin, maka itu hanya masuk kategori tipiring alias tindak pidana ringan," kata Adian melalui keterangan tertulis.
Dia juga membantah mobil pengangkut konsumsi unjuk rasa miliknya, seperti tuduhan banyak netizen.
"Mobil saya juga Terano tapi plat mobil saya bukan B 2124 ZO, namun plat mobil Solo yaitu AD1 AN. Saran saya tidak perlu buang waktu mencari siapa pemilik mobil, siapa yang masak nasi, siapa yang bungkus karena mengirimkan nasi untuk aksi. Aksi yang tidak bertujuan makar bukanlah kejahatan," kata Adian.
Klarifikasi Adian tidak menyurutkan sorotan khalayak netizen. Di antaranya, pengguna Facebook dengan akun Aqro Kusuma mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati terlibat dalam suatu kegiatan. "Hati-hati para mahasiswa, jangan buta dengan kondisi politik negeri ini. Hal ini terjadi karena banyak mahasiswa sekarang yang tidak peduli dan tidak mau tahu kondisi negeri. Ingat, kalian akan terjun ke masyarakat, maka harus belajar tentang kondisi sosial dan politik di masyarakat," tulisnya.
"PKI merajalela," timpal akun Muhammad Husni.
Namun, facebooker dengan nama akun Majalah Perjuangan Cinta yang mengaku salah satu peserta jambore, membantah testimoni Zainuddin Arsyad tentang pengusiran peserta yang kritis terhadap Pemerintahan Jokowi.
"Keterangan Polres Jakarta timur menyebutkan, orang itu suruhan suatu ormas dan membawa temannya untuk menebarkan fitnah guna menghancurkan kegiatan jambore mahasiswa. Para mahasiswa yang dikatakan diusir itu mahasiswa UBK, UMY,dan UIJ itu, itu bohong. Buktinya mereka ada," tandasnya.
Sementara Septian, Ketua Panitia Jambore, tidak menampik insiden pengusiran. Namun dia membantah Adian Napitupulu sebagai aktor kegiatan tersebut. Dia juga membantah kegiatannya terkait propaganda komunisme. "Mereka tidak prosedural. Tidak memakai id card," jelasnya kepada Rakyat Merdeka.
Namun pengguna Twitter @ yusejahtera tidak percaya penjelasan tersebut. Sembari memuat foto salah satu baliho jambore bertajuk ‘Skenario Politisasi Ulama dan Menggugat SBY, FPI dan Habib Rizieq,' ia men-tweet, "Ada tangan-tangan komunis dalam acara Jambore Nasional Mahasiswa. Yang paham visualisasi di bawah ini pasti tahu. Ini fakta. Waspada!"
"Bah, itu mah 100 persen komunis. Cek panitianya," balas akun Twitter @gunawanbatak212.
"Suasana makin mencekam bagi yang menyadari. Insya Allah ulama, umat Islam dan TNI tingkatkan kewaspadaan," respons @chalidaratna.
"Laporin aja kalau memang ada (kegiatan komunis). Biar pemikiran anda berguna," saran @sarmansidabuta3 dengan me-mention akun @ yusejahtera.
Akun twitter @ahmadinejadutie melaporkan, screenshot jambore kepada Presiden RI keenam SBY melalui akun @SBYudhoyono. "Ini materi yang mereka bahas di jambore mahasiswa di Cibubur, hasil akhirnya gruduk kediaman bapak," lapornya.
Melihat screenshot presentasi, akun romli atmasasmita @rajasundawiwaha menilai materi yang disajikan bukan pelatihan melainkan provokasi. "Masa bahan pelatihan mahasiswa kayak gitu, itu sich provokasi bukan pendidikan," sindirnya.
"Ebuset, mahasiswa dicuci otaknya dengan tuduhan-tuduhan SBY sebagai dalang fatwa MUI dan #BelaIslam," cuit @titorachman1
"Ngeri! Jambore Nasional Mahasiswa dicekoki materi yang menyudutkan umat Islam dan aksi bela Islam," sahut @maspiyuuu.
Akun @Investigator_JRjustru mengungkap ada keterlibatan Teten Masduki, sebagai donatur jambore tersebut. "Teten ngamuk sudah keluarkan 2 M untuk jambore mahasiswa abal-abal, tapi misi geruduk rumah SBY malah berbalik arah," sebutnya. *** [rmol]
Klarifikasi Adian tidak menyurutkan sorotan khalayak netizen. Di antaranya, pengguna Facebook dengan akun Aqro Kusuma mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati terlibat dalam suatu kegiatan. "Hati-hati para mahasiswa, jangan buta dengan kondisi politik negeri ini. Hal ini terjadi karena banyak mahasiswa sekarang yang tidak peduli dan tidak mau tahu kondisi negeri. Ingat, kalian akan terjun ke masyarakat, maka harus belajar tentang kondisi sosial dan politik di masyarakat," tulisnya.
"PKI merajalela," timpal akun Muhammad Husni.
Namun, facebooker dengan nama akun Majalah Perjuangan Cinta yang mengaku salah satu peserta jambore, membantah testimoni Zainuddin Arsyad tentang pengusiran peserta yang kritis terhadap Pemerintahan Jokowi.
"Keterangan Polres Jakarta timur menyebutkan, orang itu suruhan suatu ormas dan membawa temannya untuk menebarkan fitnah guna menghancurkan kegiatan jambore mahasiswa. Para mahasiswa yang dikatakan diusir itu mahasiswa UBK, UMY,dan UIJ itu, itu bohong. Buktinya mereka ada," tandasnya.
Sementara Septian, Ketua Panitia Jambore, tidak menampik insiden pengusiran. Namun dia membantah Adian Napitupulu sebagai aktor kegiatan tersebut. Dia juga membantah kegiatannya terkait propaganda komunisme. "Mereka tidak prosedural. Tidak memakai id card," jelasnya kepada Rakyat Merdeka.
Namun pengguna Twitter @ yusejahtera tidak percaya penjelasan tersebut. Sembari memuat foto salah satu baliho jambore bertajuk ‘Skenario Politisasi Ulama dan Menggugat SBY, FPI dan Habib Rizieq,' ia men-tweet, "Ada tangan-tangan komunis dalam acara Jambore Nasional Mahasiswa. Yang paham visualisasi di bawah ini pasti tahu. Ini fakta. Waspada!"
"Bah, itu mah 100 persen komunis. Cek panitianya," balas akun Twitter @gunawanbatak212.
"Suasana makin mencekam bagi yang menyadari. Insya Allah ulama, umat Islam dan TNI tingkatkan kewaspadaan," respons @chalidaratna.
"Laporin aja kalau memang ada (kegiatan komunis). Biar pemikiran anda berguna," saran @sarmansidabuta3 dengan me-mention akun @ yusejahtera.
Akun twitter @ahmadinejadutie melaporkan, screenshot jambore kepada Presiden RI keenam SBY melalui akun @SBYudhoyono. "Ini materi yang mereka bahas di jambore mahasiswa di Cibubur, hasil akhirnya gruduk kediaman bapak," lapornya.
Melihat screenshot presentasi, akun romli atmasasmita @rajasundawiwaha menilai materi yang disajikan bukan pelatihan melainkan provokasi. "Masa bahan pelatihan mahasiswa kayak gitu, itu sich provokasi bukan pendidikan," sindirnya.
"Ebuset, mahasiswa dicuci otaknya dengan tuduhan-tuduhan SBY sebagai dalang fatwa MUI dan #BelaIslam," cuit @titorachman1
"Ngeri! Jambore Nasional Mahasiswa dicekoki materi yang menyudutkan umat Islam dan aksi bela Islam," sahut @maspiyuuu.
Akun @Investigator_JRjustru mengungkap ada keterlibatan Teten Masduki, sebagai donatur jambore tersebut. "Teten ngamuk sudah keluarkan 2 M untuk jambore mahasiswa abal-abal, tapi misi geruduk rumah SBY malah berbalik arah," sebutnya. *** [rmol]