Aneh, Bagaimana Mungkin Gerakan Mahasiswa Mengidentikkan Diri Dengan Pemerintah
[tajukindonesia.net] - Pernyataan-pernyataan yang menyebut gerakan mahasiswa saat ini tidak murni atau dipolitisasi patut disayangkan. Sebab, gerakan mahasiswa muncul secara spontan sebagai reaksi dari kondisi sosial politik yang tidak berpihak kepada rakyat, keadilan, dan kebenaran.
"Saya menilai bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan independen dan bukan partisan," kata Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2008-2011 Ahmad Doli Kurnia kepada redaksi, Rabu (8/2).
Doli menjelaskan, dirinya belum pernah mendengar di belahan dunia manapun sebuah gerakan mahasiswa mendukung pemerintah. Apalagi menjadi bagian atau partisan dari pemerintah atau kekuatan politik tertentu.
"Gerakan mahasiswa selalu berhadapan dengan pemerintah, karena gerakan itu ada sebagai gerakan pembelaan terhadap rakyat. Gerakan itu lahir karena adanya kesamaan suasana kebatinan dari rakyat. Walaupun terkadang gerakan mahasiwa sering tertunggangi atau pada akhirnya seakan menjadi bagian dari kekuatan politik tertentu itu karena gerakan mahasiswa berhenti pada gerakan moral dan tidak berlanjut ketika masuk pada gerakan politik," jelas politisi muda Partai Golkar tersebut.
Jadi, dia mengaku aneh jika ada gerakan mahasiswa yang secara terang-terangan mengidentikkan diri dengan pemerintah atau kekuatan politik tertentu. Dan kemudian mau ikut diadu dengan kekuatan politik tertentu lainnya.
"Sebaiknya mereka tidak usah pakai embel-embel gerakan mahasiswa kalau mau jadi partisan dan melakukan gerakan politik. Sebut saja dengan tegas diri mereka, seperti rakyat muda-mudi pendukung Jokowi atau sentra gerakan pemuda dan pelajar PDIP atau malah menyebut diri garda komando KSP misalnya. Janganlah kotori kemurnian dan idealisme gerakan mahasiswa," tegas Doli yang pernah menjabat ketua Pengurus Besar Jimpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) periode 1997-1999. [rmol]
"Gerakan mahasiswa selalu berhadapan dengan pemerintah, karena gerakan itu ada sebagai gerakan pembelaan terhadap rakyat. Gerakan itu lahir karena adanya kesamaan suasana kebatinan dari rakyat. Walaupun terkadang gerakan mahasiwa sering tertunggangi atau pada akhirnya seakan menjadi bagian dari kekuatan politik tertentu itu karena gerakan mahasiswa berhenti pada gerakan moral dan tidak berlanjut ketika masuk pada gerakan politik," jelas politisi muda Partai Golkar tersebut.
Jadi, dia mengaku aneh jika ada gerakan mahasiswa yang secara terang-terangan mengidentikkan diri dengan pemerintah atau kekuatan politik tertentu. Dan kemudian mau ikut diadu dengan kekuatan politik tertentu lainnya.
"Sebaiknya mereka tidak usah pakai embel-embel gerakan mahasiswa kalau mau jadi partisan dan melakukan gerakan politik. Sebut saja dengan tegas diri mereka, seperti rakyat muda-mudi pendukung Jokowi atau sentra gerakan pemuda dan pelajar PDIP atau malah menyebut diri garda komando KSP misalnya. Janganlah kotori kemurnian dan idealisme gerakan mahasiswa," tegas Doli yang pernah menjabat ketua Pengurus Besar Jimpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) periode 1997-1999. [rmol]