Megawati Diminta Intropeksi, Suara PDIP Rontok Akibat Ahok


[tajuk-indonesia.com]         -          Kekalahan PDI Perjuangan dalam 47 Pilkada serentak yang digelar 15 Februari 2017, dinilai karena efek negatif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi terdakwa penista agama.

“Kengototan Megawati Soekarnoputri untuk mendukung Ahok dalam Pilgub DKI merupakan sebuah kecerobohan besar. Dampaknya bisa dilihat, pasangan calon yang diusung PDIP rontok di 47 pemilihan walikota, bupati dan gubernur,” kata Ketua Umum Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar), Sugiyanto saat dihubungi, Rabu (8/3).

Sugiyanto menyarankan Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut segera intropeksi serta merenung atas kesalahan yang sudah dia perbuat, dan menyebabkan suara partai banteng tergerus.
Kekalahan PDIP dalam pilkada serentak diantaranya, Banten, Gorontalo, Payakumbuh, Pekanbaru, Tapanuli Tengah, dan Jayapura.

Disisi lain Sugiyanto mengungkapkan, secara matematis, Ahok-Djarot yang diusung PDIP, NasDem, Hanura, Golkar serta satu juta KTP dari Teman Ahok, bisa dengan mudah memenangi Pilgub DKI cukup dengan satu putaran. Apalagi belakangan PPP pimpinan Djan Faridz ikut nimbrung.

“Namun faktanya Ahok-Djarot cuma dapat 42 persen. Ini membuktikan suara PDIP banyak yang lari. Suara satu juta KTP Teman Ahok juga hanya kamuflase,” kata Sugiyanto.

Fenomena rontoknya suara PDIP, kata dia, juga tidak terlepas dari efek negatif Ahok, dan beberapa kebijakan, serta perilakunya buruk. Sebab, sebagai orang nomor satu di ibukota negara, Ahok menjadi pusat perhatian rakyat.

Kebijakan Ahok semasa menjabat Gubernur DKI yang tidak pro rakyat diantaranya penggusuran, skandal RS Sumber Waras, sengkarut reklamasi, dan perilaku sombong menjadi pusat perhatian rakyat.

Sugiyanto menambahkan, tanda-tanda kekalahan Ahok di putaran kedua Pilgub DKI juga mulai terlihat. Hal ini mengacu dari dua hasil survei yang menempatkan Anies-Sandi unggul dalam hasil survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA. Elektabilitas Anies-Sandi 49,7 persen dan Ahok-Djarot 40,5 persen.

Sementara Lembaga Media Survei Indonesia (Median) menunjukkan elektabilitas Anies-Sandi sebesar 46,3 persen sedangkan Ahok-Djarot mememperoleh 39,7 persen. [rmol]


















Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :