Wo.....Polmark: 72,1 Persen Warga DKI Sebut Ahok Menistakan Agama
[tajukindonesia.net] Kasus
dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi arus politik yang berkembang saat ini.
Akibatnya, 22 hari jelang Pilgub DKI yang akan
digelar pada 15 Februari 2017, kantong suara Ahok terus tergerus.
"Kasus penistaan agama ini tidak bisa
dibendung, penurunan suara Ahok-Djarot merosot tajam dan akan terus begitu
hingga hari pencoblosan," kata CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah
di Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Dalam surveinya, sebanyak 94,2 persen masyarakat
Jakarta percaya Ahok tengah tersandung kasus penistaan agama Islam. Sementara
5,5 persen menjawab tidak tahu dan 0,3 persen tidak menjawab.
"Saya kira, faktor arus politik terbesar di
Jakarta terbesar ini tidak mungkin bisa ditahan oleh siapapun, yaitu kasus
penistaan agama," kata Eep.
Kemudian, saat responden ditanya pendapatnya
tentang apakah Ahok melakukan penistaan agama sebagaimana yang dituduhkan, hasilnya
72,1 persen menjawab Ahok menistakan agama.
Sementara itu, sebanyak 26,6 persen menyatakan
Ahok tidak menistakan agama dan 1,3 persen tidak menjawab.
Menurut Eep, faktor primodialisme dalam konteks
agama sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Hanya saja, apabila menyentuh
secara spesifik maka dampaknya akan begitu terasa.
"Faktor primordialisme dalam kaitan ini
menyentuh aspek yang elementer. Jadi, kalau sekedar agama saja itu terlalu
umum. Tetapi, ketika menyangkut kitab suci umat Islam Al-Quran, menyangkut
penistaan yang sangat spesifik, ternyata warga Jakarta punya keterikatan
emosional yang amat sangat kuat. Mereka tidak terima kitab sucinya
dilecehkan," jelas Eep.
"Identitas umat Islam di Jakarta begitu
sangat kuat, sehingga mereka tidak mau berkompromi dengan pernyataan Ahok
terkait Al-Maidah 51 itu," kata Eep menambahkan. [trp]