Khawatir akan ada "Badai di Cangkir Teh" antara Indonesia-Australia
[tajukindonesia.net] Keputusan Indonesia untuk menangguhkan kerjasama militer dengan Australia dinilai memiliki potensi memunculkan "badai di cangkir teh". Sebagai informasi, penangguhan dilakukan karena pihak militer Indonesia menilai ada penghinaan dalam filosofi dasar negara Indonesia, pancasila dalam materi yang dipamerkan di Air Service Khusus yang basis Perth.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Michael Gordon di media Australia The Sydney Morning Herald hari ini (Rabu, 4/1), disebut bahwa situasi ini sulit dibayangkan. Paling tidak karena kepentingan nasional Australia untuk melakukan segala daya untuk mendukung filosofi tersebut dan bukan penghinaan atau merusaknya.
Gordon menulis bahwa saat ini, prinsip-prinsip pancasila itu sendiri sebenarnya tengah diserang di Indonesia, bersamaan dengan kohesi sosial yang secara umum mendefinisikan kualitas Indonesia sebagai negara tetangga Australia.
"Pengadilan soal penistaan dari Gubernur Jakarta yang beragam Kristen Basuki Tjahaja 'Ahok' Purnama, dan demonstrasi yang menyertainya adalah salah satu manifestasi dari apa yang Barack Obama telah digambarkan sebagai pergeseran dari Islam yang santai, Islam sinkretis menjadi lebih fundamentalis, interpretasi yang tak kenal ampun," tulisnya.
Pergeseran ini, tambahnya, dikombinasikan dengan kekuatan ekonomi yang tumbuh di Indonesia. Hal itu membuat Australia penting untuk menjalin kemitraan strategis lebih tangguh dengan Indonesia dan melakukan yang terbaik untuk mendukung multikulturalisme di Indonesia.
Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott memahami hal ini, tapi tidak bisa memberikannya untuk berbagai alasan, beberapa di luar kendalinya. Tantangan Malcolm Turnbull adalah untuk melakukan apa Abbott tidak bisa lakukan.
Juru bicara militer Indonesia Mayor Jenderal Wuryanto pekan ini menekankan bahwa penghinaan terhadap pancasilan itu menjadi alasan penangguhan latihan.
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne telah merespon dengan mengatakan bahwa Angkatan Darat Australia telah melihat kasus ini dengan keprihatinan serius dan bahwa penyelidikan atas insiden tersebut sedang diselesaikan.
Gordon menulis bahwa hal ini menunjukkan kegagalan dua arah untuk berkomunikasi pada saat yang tidak menguntungkan.
"Itulah masalah dengan badai di cangkir teh. Dengan tidak adanya komunikasi langsung, jujur dan meyakinkan, berdasarkan saling menghormati, mereka bisa berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih serius," tutupnya. [rm]