Kekuatan Medsos, uluhan Ribu Netizen Dukung Pencopotan Kapolda Jabar
[tajukindonesia.net] Tuntutan agar Kepala Polda Jawa Barat Irjen Anton
Charliyan dicopot dari jabatannya, yang disampaikan lewat petisi di situs Charge.org, mendapat dukungan dari netizen.
Sampai saat ini, petisi yang diposting akun Rakyat
Bergerak tiga hari lalu ini didukung 35.514 netizen.
Tuntutan tersebut disampaikan sebagai
pertanggungjawaban Irjen Anton Charliyan atas kericuhan pasca pemeriksaan Imam
Besar Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Shihab di Mapolda Jabar pada
Kamis lalu.
Karena Irjen Anton ternyata menjadi Ketua Dewan
Pembina LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Bahkan maasa GMBI dari
Indramayu dilepas keberangkatannya oleh Kapolsek Jatibarang menuju Mapolda
Jabar.
Massa GMBI mendapat sorotan karena turut mengawal
pemeriksaan Habib Rizieq. Massa GMBI ini yang ditengarai menyerang anggota FPI
usai pemeriksaan Habib Rizieq sehingga sempat membuat kericuhan.
"Menurut kami ini tidak wajar. Jelas ini ada
aroma untuk membenturkan rakyat dengan rakyat. Kami ingin agar Ketua Dewan
Pembina Harian LSM GMBI yang juga merupakan Kapolda Jabar untuk bertanggung
jawab atas perilaku anarkis yang dilakukan LSM-nya," begitu penutup
pernyataan di Petisi tersebut.
Irjen Anton sendiri mengakui dirinya sebagai Ketua
Dewan Pembina GMBI. Tujuannya, untuk membina GMBI agar beradab.
Soal keributan, dia menepis hal itu dipicu oleh
LSM yang dibinanya tersebut. "Jadi tidak ada anggota GMBI yang melakukan
kekerasan atau terlibat keributan dengan mereka (FPI, red)," tegasnya.
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini menjelaskan
keributan berawal dari penganiayaan yang dilakukan oknum anggota FPI terhadap
anggota sebuah ormas.
Lalu ormas yang saat itu belum diketahui
identitasnya tersebut melihat oknum FPI itu di rumah makan Ampera. Akhirnya
terjadi keributan.
"Hanya gelut (berkelahi) begitu saja. Enggak
ada penusukan. Tidak ada satupun santri menjadi korban penusukan, apalagi
dibunuh. Jadi ini harus diluruskan," tandasnya. [rm]