Denny JA: Ahok Cuma Kuasai Ilmu Teknis, Belum Sampai Ilmu Batin, berikut Penjelasannya
[tajukindonesia.net] Calon petahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama memiliki tingkat kepuasan publik atas kinerjanya sebesar 70 persen.
Namun begitu tingkat kepuasan publik yang tinggi ini tidak serta merta menjadi
keunggulan elektoral.
Di pilkada Jakarta, Ahok justu menjadi cagub yang
tingkat kesukaannya terendah. Bahkan sentimen anti Ahok mendominasi mayoritas
pemilih Jakarta.
"Pertanyaannya, mengapa di kala mayoritas
publik puas terhadap Ahok, kesukaan atas Ahok justru paling rendah? Mengapa di
saat mayoritas publik bersetuju dengan prestasi kerja Ahok, sentimen anti Ahok
justru mayoritas?," ujar pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA
dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/1).
Berdasarkan hasil telaah data sejak survei pertama
bulan Maret 2017, para peneliti LSI mengibaratkan Ahok layaknya pendekara yang
baru menguasai separuh ilmu persilatan. Ahok sudah menguasai ilmu teknis dan
sudah kuat motif ingin membela yang benar.
"Tapi ada ilmu "tingkat batin" yang
belum dikuasai yang membuat Ahok tidak dicintai penduduk di sana," ujarnya.
Dijelaskan Denny bahwa Ahok memang gemilang
sebagai manajer kota, tapi mantan bupati Belitung Timur itu punya masalah
dengan apa yang disebut kecerdasan emosional. Ahok kurang piawai menghadapi
emosi publik. Rangkaian blunder dan komentar yang tak perlu dari Ahok
justru mengikis dukungannya sendiri.
"Ketika Ahok menyeletuk soal banyak hal, ia
lolos saja. Namun ketika ia menyeletuk wilayah agama, perkara menjadi beda, Ia
terkena batunya," sambung penggagas gerakan Indonesia Tanpa Diskriminasi
tersebut.
Sebagai catatan di bulan maret 2016, Ahok pernah
didukung sekitar 59,3 persen pemilih Jakarta. Lalu dari rekaman survei
LSI-Denny JA, pelan-pelan dukungan Ahok menurun ke angka 49,1 persen pada Juli
2016, turun lagi ke angka 31,4 persen pada Oktober 2016, turun lagi ke angka
24,6 persen pada November 2016.
"Di survei yang sama di bulan November itu,
sebelum Ahok diputus tersangka, ketika responden diberi pertanyaan simulasi
jika Ahok tersangka, ada efek kejut yang membuat Ahok jatuh ke angka 10,6
persen. Itulah angka terendah yang pernah terekam oleh survei," masih
lanjut Denny.
Kini pelan-pelan, Ahok kembali recovery. Survei
bulan Desember Ahok merangkak naik kembali ke angka 27,1 persen. Di bulan
Januari 2017, Ahok kembali rebound ke angka 32, 6 persen dan sudah membayangi
Agus yang berada di puncak dengan elektabilitas 36, 7 persen.
"Namun recovery Ahok ada batasnya jika
sentimen anti Ahok masih mayoritas. Ahok beruntung di putaran pertama akibat
sentimen anti Ahok terbelah kepada dua pasang calon yaitu pasangan Agus dan
pasangan Anies," pungkasnya. [rm]