Gerindra Nilai Citra Partainya Bisa Negatif Jika Masuk Kabinet


[tajukindonesia.net]      -       Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, citra partainya akan dinilai negatif oleh publik jika bergabung ke pemerintahan.
Isu bakal bergabungnya Partai Gerindra ke pemerintahan seiring ada wacana bakal dilakukannya perombakan kabinet (rehuffle) jilid IV pada 2017 mendatang.

Selain itu, ucap Arief, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bakal turun jika sampai partainya merapat ke pemerintah. Prabowo digadang-gadang bakal dicalonkan kembali menjadi calon presiden (Capres) pada Pilpres 2019 mendatang.

"Jadi perhitungan Gerindra adalah dampak negatif bergabung dalam pemerintahan Jokowi-JK," kata Arief kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (28/12/2016).

Ia mengungkapakn, jika Gerindra ingin berada dalam pemerintahan, sebetulnya bisa dilakukan ketika era kabinet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono. Namun, Gerindra tetap memilih menjadi oposisi.

"Kalau mau kan sejak SBY-Boediono Gerindra masuk pemerintahan. Dari awal Gerindra berdiri, kami para kader Gerindra punya tujuannya cuma satu yaitu Prabowo Subianto jadi presiden. Bukan masuk pemerintahan dengan Presiden bukan Prabowo Subianto," tegasnya. [ts]









Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :