Bagaimana Nasib Penjual Terompet?
[tajukindonesia.net] Sudah menjadi tradisi di malam pergantian tahun banyak orang yang merayakannya dengan berkumpul di pusat kota untuk bersama-sama menyalakan kembang api dan meniup terompet, sebagai tanda tahun baru telah tiba.
Peluang dimanfaatkan sebagian orang untuk mencari rezeki dengan menjajakan terompet. Salah satunya Sutrisno. Pria berumur 37 tahun itu berjalan di antara kerumunan warga Jakarta yang berkumpul di sekitar Bundaran HI. Di tangan kanannya, tampak puluhan terompet pompa yang dikemas dalam bungkus plastik. Tangan kirinya, memegang satu terompet pompa yang ia tekankan ke dada untuk dapat membunyikan terompet itu. "Yang ini Rp 30 ribu," ujar Sutrisno Sabtu, 31 Desember 2016.
Sutrisno yang kesehariannya berdagang asongan seperti minuman kemasan itu sejenak meninggalkan rutinitasnya untuk menjual terompet tiup. "Lumayan ini tadi udah ada 30an terjual," tuturnya.
Menurutnya, jenis terompet yang ia jual lebih banyak diminati daripada tiup. Karena hanya dengan dipompa, bunyi suara mirip "telolet" bisa keluar tanpa susah payah untuk meniupnya.
Wilayah Bundaran HI sebenarnya tidak termasuk menjadi pusat hiburan dalam merayakan momentum tahun baru. Terlebih Pemerintah kota, Dinas Perhubungan dan Polda Metro Jaya juga memutuskan untuk tidak menyelenggarakan car free night. Namun karena sudah menjadi tradisi tahunan, banyak warga Jakarta yang menghabiskan pergantian tahun di wilayah ini.
Berdasarkan pantauan Tempo, pada pukul 22.32 WIB, suasana di wilayah Bundaran HI terlihat semakin ramai. Meski kendaraan termasuk busway berlalu lalang di wilayah itu, namun tak mengurangi antusias warga untuk menyambut tahun baru 2017. Adapun letusan kembang api menjelang malam pergantian semakin sering terdengar, dan banyak dari masyarakat yang mengabadikan letusan kembang api melalui layar ponsel mereka. [tmp]