PDIP Arab: Fahri Hamzah Menghina TKI
[tajukindonesia.net] - Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) PDI Perjuangan negara Saudi Arabia mengecam kicauan Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah di jejaring sosial Twitter. Pada 24 Januari 2017, Fahri berkicau "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela".
Ketua DPLN PDIP Saudi Arabia, Sharief Rachmat menilai, tidak pantas seorang pejabat negara apalagi yang notabene wakil rakyat mengutarakan ucapan tersebut.
"Jangan karena kepentingan dan ambisi politik, TKI dijadikan objek," kata Sharief di Jeddah, Saudi Arabia, seperti dalam keterangannya, Rabu (25/1).
Jelas dia, Fahri telah menghina profesis TKI. "Kalau Fahri Hamzah mengklaim tidak bermaksud menghina TKI, lalu kenapa status twitternya langsung dihapus setalah adanya kritik dan kecaman," tambahnya.
Sharief yang sudah tinggal di Saudi Arabia selama 31 tahun juga menyindir Fahri.
"Hebat sekali TKI yang dinilai babu dan pengemis bisa berkontribusi devisa negara triliuan rupiah, sedangkan Fahri Hamzah apa kontribusinya?" ungkapnya.
"Kedua orang tua saya kurang lebih 35 tahun menjadi TKI di Saudi Arabia. Saya bangga menjadi anak dari pasangan TKI. Mereka tidak mengemis dan mereka berjuang secara terhormat. Menjadi TKI bukanlah pekerjaan yang hina," ujar Sharief menutup komentarnya.
Ketua Umum Posko Perjuangan TKI (POSPERTKI) di Saudi Arabia, Ramida Muhammad mengatakan TKI bukanlah pengemis alias peminta-minta.
"Kami bukan pengemis, kami bekerja dengan segala kemampuan kami dengan niat mulia. Demi menafkahi keluarga kami dari hasil keringat sendiri yang mengucur lelah. Namun kami bangga menjadi TKI dari pada jadi biang korupsi," ucapnya. [rmol]
Jelas dia, Fahri telah menghina profesis TKI. "Kalau Fahri Hamzah mengklaim tidak bermaksud menghina TKI, lalu kenapa status twitternya langsung dihapus setalah adanya kritik dan kecaman," tambahnya.
Sharief yang sudah tinggal di Saudi Arabia selama 31 tahun juga menyindir Fahri.
"Hebat sekali TKI yang dinilai babu dan pengemis bisa berkontribusi devisa negara triliuan rupiah, sedangkan Fahri Hamzah apa kontribusinya?" ungkapnya.
"Kedua orang tua saya kurang lebih 35 tahun menjadi TKI di Saudi Arabia. Saya bangga menjadi anak dari pasangan TKI. Mereka tidak mengemis dan mereka berjuang secara terhormat. Menjadi TKI bukanlah pekerjaan yang hina," ujar Sharief menutup komentarnya.
Ketua Umum Posko Perjuangan TKI (POSPERTKI) di Saudi Arabia, Ramida Muhammad mengatakan TKI bukanlah pengemis alias peminta-minta.
"Kami bukan pengemis, kami bekerja dengan segala kemampuan kami dengan niat mulia. Demi menafkahi keluarga kami dari hasil keringat sendiri yang mengucur lelah. Namun kami bangga menjadi TKI dari pada jadi biang korupsi," ucapnya. [rmol]