Prabowo Terjebak Konyol Bila Usung Yenny Wahid Di Pilkada Jatim
[tajukindonesia.id] - Klaim Yenny Wahid punya pengaruh besar dan dapat mengubah peta politik di Pilgub Jawa Timur dipandang sebagai ilusi semata.
Ketua Progres 98, Faizal Assegaf menyebut puteri mantan presiden Abdurahman Wahid tersebut, tidak lebih hanyalah dayang-dayang dan representasi kelompok sekuler yang tidak memiliki basis kuat di masyarakat.
“Kalau cuma mengandalkan nama besar Gus Dur untuk mengusung Yenny Wahid, jelas akan menuai kekalahan telak. Bahkan memperburuk citra Prabowo dan Gerindra di mata rakyat,” kata mantan aktivis mahasiswa 98 itu kepada redaksi, Rabu (3/1).
Prabowo Subianto dan mitra koalisinya, hemat Faizal, harus berhitung matang agar tidak membuat keputusan yang konyol.
“Masih banyak tokoh asal Jatim yang patut dilirik oleh Gerindra dan partai kubu oposisi,” imbuhnya.
Terlebih, lanjut Faizal, rekam jejak Yenny wahid terlanjur terkenal sebagai salah satu aktor yang gigih membela narapidana penista Alquran, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilgub DKI 2017.
“Beberapa nama politisi Gerindra yang sempat muncul di publik, mestinya diberi kesempatan untuk tampil. Peluang mereka di Pilgub perlu dipertimbangkan, jangan sampai potensi yang tersedia dinafikan,” tegasnya.
Lebih jauh Faizal mengatakan, peta pertarungan Pilgub Jatim harus diakui berada dalam pengaruh kuat jaringan kubu SBY. Tidak mungkin Cikeas rela membiarkan Prabowo dengan kelompoknya merebut wilayah tersebut. Kondisi demikian juga berlaku di Jawa Tengah, yang sejak lama telah menjadi basis kekuatan PDI Perjuangan.
“Kedua wilayah itu, tampaknya sulit bagi Prabowo untuk memperluas pengaruhnya. Sekalipun Yenny Wahid diusung, tidak akan dapat berbuat apa-apa. Palingan cuma menjadi penggembira, hanya meramaikan pesta demokrasi,” cetusnya.
“Apalagi yang bersangkutan sejauh ini dinilai sangat elitis, tidak punya visi serta hanya ngebeng pada nama besar ayahnya. Itupun sudah tidak laku untuk dijual,” sambungnya.
Ia yakin pasangan yang diusung oleh kubu SBY akan tampil sebagai pemenang di Jatim. Kenyataan itu sulit dinafikan dan Prabowo harus berjiwa besar untuk legowo. Toh, daerah Jawa Barat, Sumatera Utara dan beberapa daerah lainnya dimungkinkan pasangan yang diusung Prabowo dan mitra koalisinya akan unggul.
“Jadi buat apa Gerindra dan partai Islam lainnya nekat mendukung Yenny Wahid. Kalau hal itu dipaksakan, tentu melecehkan keberadaan kader potensial. Hasilnya menyulut kegaduhan di internal partai. Prabowo mesti bijak!” tukasnya.[psi]
“Beberapa nama politisi Gerindra yang sempat muncul di publik, mestinya diberi kesempatan untuk tampil. Peluang mereka di Pilgub perlu dipertimbangkan, jangan sampai potensi yang tersedia dinafikan,” tegasnya.
Lebih jauh Faizal mengatakan, peta pertarungan Pilgub Jatim harus diakui berada dalam pengaruh kuat jaringan kubu SBY. Tidak mungkin Cikeas rela membiarkan Prabowo dengan kelompoknya merebut wilayah tersebut. Kondisi demikian juga berlaku di Jawa Tengah, yang sejak lama telah menjadi basis kekuatan PDI Perjuangan.
“Kedua wilayah itu, tampaknya sulit bagi Prabowo untuk memperluas pengaruhnya. Sekalipun Yenny Wahid diusung, tidak akan dapat berbuat apa-apa. Palingan cuma menjadi penggembira, hanya meramaikan pesta demokrasi,” cetusnya.
“Apalagi yang bersangkutan sejauh ini dinilai sangat elitis, tidak punya visi serta hanya ngebeng pada nama besar ayahnya. Itupun sudah tidak laku untuk dijual,” sambungnya.
Ia yakin pasangan yang diusung oleh kubu SBY akan tampil sebagai pemenang di Jatim. Kenyataan itu sulit dinafikan dan Prabowo harus berjiwa besar untuk legowo. Toh, daerah Jawa Barat, Sumatera Utara dan beberapa daerah lainnya dimungkinkan pasangan yang diusung Prabowo dan mitra koalisinya akan unggul.
“Jadi buat apa Gerindra dan partai Islam lainnya nekat mendukung Yenny Wahid. Kalau hal itu dipaksakan, tentu melecehkan keberadaan kader potensial. Hasilnya menyulut kegaduhan di internal partai. Prabowo mesti bijak!” tukasnya.[psi]