Perang Petisi “Naura dan Genk Juara”, Kontra: 34.500 vs Pro: 420
[tajuk-indonesia.com] - Gelombang protes film drama musikal anak “Naura dan Genk Juara” (NGJ) tidak terbendung. Masyarakat menolak film besutan Eugene Panji ini karena dinilai mendiskreditkan Islam.
Petisi menolak NGJ yang digalang di situs change.org sejak Senin (20/11) telah tembus 34.500 dukungan hingga hari ini (22/11).
Petisi ini ditujukan kepada Ketua dan Para Wakil Ketua DPR RI; Majelis Ulama Indonesia; Komisi Perlindungan Anak Indonesia; dan 18 pengambil keputusan lainnya.
“Banyak yang kami soroti dari film tersebut di antaranya adalah penggunaan busana anak yang tidak sesuai dengan adat timur kita, di mana tokoh utama memakai celana sangat pendek yang kita kenal dengan hot pants, penokohan tokoh jahat yang sangat centil dan cenderung psikopat yang merupakan contoh buruk untuk anak-anak, dan yang paling kami perhatikan adalah penampilan berjenggot dan penggunaan kalimat-kalimat suci dalam agama Islam yang sengaja digunakan oleh tokoh penjahat yang dinamai Trio Licik!” demikian salah satu point petisi tersebut.
Di sisi lain, publik juga menggalang dukungan film Naura dan Genk Juara. Di situs change.org, Ima Fitriansyah mengalang petisi “Dukung Film dan Musik Anak Indonesia”. Hingga hari ini (22/11), petisi pro NGJ ini baru didukung 420 penandatangan.
“Film Naura dan Genk Juara adalah film musikal yang sarat pesan positif untuk anak Indonesia. Banyak yang memberi komentar negatif tentang film ini yang sebetulnya belum pernah menonton dan hanya terpengaruh oleh postingan seseorang bernama Nina Asterly. Sosok ini serupa dengan Buni Yani yang sudah mendekam di penjara” point penting dari petisi pro NGJ itu.
Menyikapi pro kontra publik soal film NGJ, Ketua Lembaga Sensor Film Indonesia (LSF) Ahmad Yani Basuki menyatakan tidak ada penggambaran spesifik atau kesan penegasan bahwa Muslim itu jahat yang digambarkan oleh tiga penjahat dalam NGJ.
“Jika dihubung-hubungkan dengan penista agama, rasanya terlalu jauh berspekulasi. Kita tahu kalo penjahatnya Muslim pun ya hanya karena dia baca doa itu. Ketika akhirnya si penjahat terkepung, salah satunya memang membaca istighfar. Tetapi sekali lagi, bagi LSF, itu tdak serta merta menggambarkan pelecehan dan penistaan terhadap Islam,” tulis Ahmad Yani Basuki. [ito]
Di sisi lain, publik juga menggalang dukungan film Naura dan Genk Juara. Di situs change.org, Ima Fitriansyah mengalang petisi “Dukung Film dan Musik Anak Indonesia”. Hingga hari ini (22/11), petisi pro NGJ ini baru didukung 420 penandatangan.
“Film Naura dan Genk Juara adalah film musikal yang sarat pesan positif untuk anak Indonesia. Banyak yang memberi komentar negatif tentang film ini yang sebetulnya belum pernah menonton dan hanya terpengaruh oleh postingan seseorang bernama Nina Asterly. Sosok ini serupa dengan Buni Yani yang sudah mendekam di penjara” point penting dari petisi pro NGJ itu.
Menyikapi pro kontra publik soal film NGJ, Ketua Lembaga Sensor Film Indonesia (LSF) Ahmad Yani Basuki menyatakan tidak ada penggambaran spesifik atau kesan penegasan bahwa Muslim itu jahat yang digambarkan oleh tiga penjahat dalam NGJ.
“Jika dihubung-hubungkan dengan penista agama, rasanya terlalu jauh berspekulasi. Kita tahu kalo penjahatnya Muslim pun ya hanya karena dia baca doa itu. Ketika akhirnya si penjahat terkepung, salah satunya memang membaca istighfar. Tetapi sekali lagi, bagi LSF, itu tdak serta merta menggambarkan pelecehan dan penistaan terhadap Islam,” tulis Ahmad Yani Basuki. [ito]