Pengamat Terorisme: Takbir Dijadikan Indikasi Teroris, Akan Banyak Muslim Bangga Disebut Teroris!


[tajuk-indonesia.com]         -          Menjadikan takbir “Allahu Akbar” sebagai indikasi teroris atau terorisme, tidak hanya menyesatkan opini tetapi bisa “membelah” perasaan umat Islam.

Penegasan itu disampaikan mantan wartawan senior BBC, Asyari Usman, melalui tulisan bertajuk “Mereka Meneriakkan Takbir, Berarti Mereka Teroris”. Asyari menyesalkan pernyataan Kapolres Dharmasraya, Sumatera Barat, AKBP Roedy Yoelianto, dalam wawancara live TV One soal pelaku pembakaran Mapolres Darmasraya.

“Kapolres mengatakan, “Bahwa dalam proses kami melumpuhkan kedua pelaku tersebut, pelaku meneriakkan takbir, kemudian menyatakan bahwa ‘saya yang membakar’ kemudian menyatakan bertanggungjawab terhadap pembakaran, mengatakan ‘thoghut’. Kemudian setelah kami lumpuhkan, di badan tersangka kami temukan selembar surat…” kutip Asyari.
Untuk itu Asyari berharap, kecerobohan Kapolres Roedy Yoelianto tidak merefleksikan “doktrin umum” di tubuh Polri. Namun, sebagai seorang perwira menengah yang mungkin telah menempuh jenjang pendidikan yang memadai, semua menjadi prihatin sekali melihat “spontanitas” kesimpulan Roedy.

Soal pernyataan Kapolres Dharmasraya, pengamat terorisme Harits Abu Ulya mengingatkan, bahwa kalimat takbir dijadikan indikasi seseorang adalah teroris, maka akan banyak Muslim di Indonesia yang bangga disebut teroris.

“Jika hanya dengar kalimat takbir ‘Allahu Akbar’ dijadikan indikasi seseorang adalah teroris maka akan banyak MUSLIM di Indonesia bangga disebut TERORIS |bagi Muslim: Kerusakan Mindset yang akut bisa karena Islamophobia, menyembah jabatan, mencari ridla manusia. Jika ia Kuffar wajar,” tegas Harits di akun @HaritsAbuUlya01.

Belakangan, Wakapolri Komjen Syafruddin, dalam penjelasan kepada para wartawan di Jakarta (13/11) memperingatkan agar tidak membuat kesimpulan sebelum bisa dipastikan betul para pelaku adalah teroris. “Jangan dulu disimpulkan bisa saja kelompok biasa tapi indikasi ke situ (jaringan teroris) ada.” Tegas Syafruddin seperti dikutip republika (13/11).[gm]









Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :