Ratusan Guru di Wilayah Ini Ramai-Ramai Mengundurkan Diri, Kok Bisa?
[tajuk-indonesia.com] - Nasib anak bangsa khususnya di kawasan perbatasan dan pedalaman Kalimantan Barat sedikit terhenti akibat seluruh guru garis depan (GGD) yang sekiranya dapat membantu generasi penerus dalam mengenyam pendidikan, beramai-ramai mengundurkan diri.
Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sandjaya mengaku prihatin akan keadaan ini. Betapa tidak, meski tak menyebutkan berapa banyak jumlah guru yang mengundurkan diri, namun ia mengaku seluruh guru yang mengundurkan diri itu memang ditempatkan di kawasan pedalaman dan perbatasan.
“Setelah perekrutan dan penempatan justru para guru garis depan banyak yang mengundurkan diri,” ungkapnya kepada Okezone, Kamis (7/9/2017).
Dengan pengunduran diri itu, dijelaskan Wagub, seluruh Kabupaten seperti Kabupaten Sintang, Sanggau, Bengkayang, Landak dan Kapuas Hulu masing-masing mengajukan guru honorer untuk mengisi kekosongan guru garis depan yang rata-rata mengundurkan diri tersebut.
“Rekruitmen memang dari pusat sehingga kemungkinan para guru tidak mengetahui keadaan perbatasan dan pedalaman Kalbar yang memang keadaannya sangat minim fasilitas. Masukan juga kepada pemerintah pusat untuk merekrut mereka yang berasal dari daerahnya masing-masing. Kalau seperti ini kasian anak-anak yang memang kekurangan tenaga guru,” paparnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kalbar, Mustaruddin mengaku, seluruh guru garis depan yang ditempatkan di kawasan perbatasan pedalaman Kalbar itu direkrut melalui pemerintah pusat tanpa diketahui oleh pemerintah daerah.
“Kebanyakan yang direkrut adalah mereka yang bukan dari Kalbar, dan setelah mereka sampai ke pedalaman, maka mereka terkejut melihat kondisi lapangan yang tidak sama dengan pulau Jawa. Makanya mereka mengundurkan diri,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebelum perekrutan terjadi, Gubernur Kalbar, Cornelis telah menolak guru garis depan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
“Hal seperti ini yang ditakutkan, mereka tidak tau kondisi di lapangan seperti apa karena bukan orang Kalbar asli, sementara anggaran juga dikeluarkan oleh Kalbar sendiri,” tuturnya.
Sebelumnya, 337 guru garis depan (GGD) dari Pemerintah Pusat ditugaskan menjadi tenaga pendidik di daerah perbatasan dan daerah terpencil di Kabupaten Sintang.
“Ratusan GGD itu akan ditugaskan di perbatasan dan daerah terpencil di Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah program dari Pemerintah Pusat,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sintang, Lindra.
Menurut Lindra, jumlah GGD untuk Kabupaten Sintang memang cukup besar, namun jumlah tersebut belum menutup kekurangan guru di Sintang yang mencapai 3.264 orang.
Ia menambahkan meski telah mengetahui jatah GGD, sampai sekarang Pemkab Sintang belum menerima tembusan dari pemerintah pusat terkait tugas GGD tersebut.[gm]