Tukang Ojek Korban Salah Tangkap Novel Baswedan: Saya Ditangkap Dimasukkan ke Mobil dan Digebukin


[tajuk-indonesia.com]         -          Korban salah tangkap dalam kasus Bengkulu tahun 2004 silam, datang ke ibu kota Jakarta guna meminta keadilan terhadap kasus mereka kepada Presiden dan Komisi III DPR.

Novel Baswedan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga terlibat dalam aksi penyiksaan pada para pencuri sarang burung walet itu.

Novel yang masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu kala itu, disebut-sebut menyiksa hingga menembak kaki dari para pelaku pencurian dan korban salah tangkap.

Para korban yakni Irwansyah Siregar, Doni, Rusliansyah, dan Dedi Nuryadi bersama kuasa hukum korban, Yuliswan, melakukan jumpa pers kepada awak media di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (22/8/2017).

Ketika para korban lain tampak begitu vokal menyuarakan kegeraman dan kekesalan mereka atas perbuatan Novel, seseorang tampak terdiam dan hanya menatap mereka berbicara.

Dia adalah Dedy Nuryadi, korban salah tangkap yang juga alami penyiksaan dan penembakan atas perbuatan yang tak dilakukannya.

Dedy yang mengenakan kemeja warna hitam kombinasi abu-abu serta celana cokelat muda, tampak termenung.

Raut wajahnya tak begitu baik, sesekali matanya tampak basah tatkala kawan-kawannya menceritakan kronologis penyiksaan.

Lebih banyak diam dan menyimak, Dedy akhirnya buka suara. Hal ini dilakukan setelah Irwansyah Siregar memintanya berbicara selaku korban salah tangkap. Belum 2 menit berbicara, suaranya terdengar bergetar, tangisnya tumpah.

Ia tak mampu menahan rasa emosional yang sedari tadi tampak dibendungnya.

Sambil menangis dan terisak, ia tetap berusaha menjelaskan kronologis dirinya ditangkap.
Pria berusia 35 tahun itu mengaku tidak mengenal para pelaku pencurian sarang burung walet dan tidak terlibat dalam aksi itu.

Keseharian pria yang berprofesi sebagai tukang ojek kala itu berubah ketika ia digelandang sejumlah orang tak dikenal, ketika akan menjemput pelanggan.

“Bapak saya yang juga tukang ojek waktu itu lagi makan. Terus ada pelanggan minta dijemput, Ela namanya. Saya jemputlah dia,” ujar Dedy.

Ketika bertemu Ela, Ela menyuruh Dedy untuk menjemput pacar Ela terlebih dahulu di tempat fitness di daerah Simpang Lima.

Nahas, dalam perjalanan ke sana, Dedy disergap oleh sejumlah orang dan dimasukkan ke dalam mobil.

“Iya, saya disergap dan dimasukkan ke mobil. Langsung digebuk-gebukin gitu. Saya minta tolong, ngomong apa salah saya, tapi tetap dipukul,” ujar Dedy dengan sesenggukan.

Ia mengaku tiap berkata tidak tahu akan menerima pukulan. Tak lama setelah ia disergap, para pelaku pencurian sarang burung walet sebenarnya disergap dan dimasukkan ke mobil pula.

“Dari situ sudah seperti yang diceritakan mas Irwansyah. Kami disiksa, disetrum, dan ditembak di pantai,” ujar dia.

Dedy sekarang mengaku tak lagi berprofesi sebagai tukang ojek, namun sudah menjadi tukang atau buruh bangunan.

Diberitakan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diduga melakukan penganiayaan dan penembakan terhadap para pelaku pencurian sarang burung walet, 2004 silam.

Novel yang kala itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu, diduga menyiksa, menyentrum kemaluan, hingga menembak kaki para pelaku.

Bahkan terdapat korban salah tangkap yakni Dedi Nuryadi, serta Yulian Yohanes alias Aan yang meregang nyawa akibat perdarahan di kakinya setelah ditembak.

Kelima korban penganiayaan berusaha mencari keadilan dengan melaporkan Novel ke Mabes Polri. Mereka juga berniat mendatangi Presiden Jokowi dan Komisi III DPR.[gm]













Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :