Pengakuan Kades Cibatu, Keberadaan Proyek Meikarta Ganggu Warga Setempat


[tajuk-indonesia.com]         -         Keberadaan proyek pembangunan yang disebut Kota Metropolitan Baru Meikarta ternyata mendapat penolakan dari aparat desa setempat yang lokasinya dijadikan pembangunan proyek mega city tersebut.

Kepala Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Bara, Warta menolak tegas pembangunan proyek Meikarta. Pasalnya, Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang tidak sesuai dan berisiko mendatangkan dampak buruk terhadap kesehatan warga setempat.
“Tentang Amdal pernah ada LSM Pemerhati Lingkungan yang datang kesini dari Jakarta untuk mendiskusikan temuannya dan membeberkan sejumlah data mengenai bahaya yang mengancam warga. Pernah satu waktu saya datang protes kesana tapi malah di tektok, suruh kesana kesini, akhirnya saya tegurlah manajernya, tapi tetap saja tidak digubris oleh pihak Lippo, mereka terus mengerjakan proyeknya,” kata Warta saat ditemui Swamedium.com, Minggu (13/8).

Sementara itu, Warta juga mengungkapkan beberapa keluhan yang sering dia terima dari warganya, bahwa selama proses pengerjaan proyek pembangunan Meikarta tersebut, ada sekitar 70 an Kepala Keluarga (KK) yang terganggu dengan keberadaan proyek tersebut. Gangguan itu adalah kebisingan suara mesin-mesin dan kendaraan proyek yang tak kenal waktu. Dia menuturkan, kebisingan itu terjadi mulai dari pagi hari hingga pagi hari berikutnya.

“Kompensasi nggak seberapa yang diterima warga, nggak sebanding lah bagi warga. Tahun lalu sempat ada kompensasi ke warga yang terganggu dengan pembangunan proyek ini, sebanyak 70 KK dikasih kompensasi dari Lippo, tapi cuma sekali, setelah itu nggak pernah lagi,” kata dia yang enggan menyebutkan nilai kompensasi yang diterima warga dari Grup Lippo.   [smc]



















Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :