Capres 2019, PDIP Ikuti Kehendak Rakyat
[tajuk-indonesia.com] - Sekjen DPP PDIP Hasto Krstianto mengatakan, sosok capres yang kelak diusung partainya pada Piplres senafas dengan kehendak rakyat. Oleh karenanya, partai Banteng Moncong Putih ini tak ingin ikut-ikutan mendeklarasikan dukungan yang kini marak dilakukan partai politik.
Hasto mengaku, sesuai mandat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam kongres keempat PDI-Perjuangan, pembahasan soal Pilpres 2019 baru akan dimulai pada Oktober 2018.
“Dari sisi tahapannya, kalau tidak salah akan ditetapkan pada bulan Oktober 2018. Sehingga kami masih punya waktu agar ketika partai memberi dukungan, senafas apa yang dikehendaki rakyat. Kami tidak ingin adanya gap antara kehendak partai dan kehendak rakyat,” kata Hasto di Gedung DPP PDIP, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (13/8/2017).
Menurut Hasto, pihaknya tidak ingin sekadar ikut-ikutan partai lain yang sudah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi pada Pilpres 2019.
“Bagi kami, yang lebih penting adalah memberikan dukungan yang lebih efektif agar kepemimpinan Pak Jokowi memberi perubahan kepada rakyat Indonesia. Agar tradisi kepemimpinan Pak Jokowi yang blusukan, berdialog langsung dengan rakyat, itu yang menjadi skala prioritas bagi kami,” ujarnya.
Yang pasti, tambah Hasto, tradisi kepemimpinan PDIP selalu memberikan kesempatan kepada kepala daerah termasuk presiden untuk menjabat kembali jika menunjukan komitmen kerakyatan.
“Dan mampu membawa sebuah perubahan dalam membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Itu lah konsepsi PDIP,” katanya.
Disinggung soal pertemuan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Jokowi di Istana Merdeka beberapa waktu lalu, Hasto enggan memaknai sebagai embrio koalisi PDIP-Demokrat.
“Ya setiap pertemuan kita maknakan sebagai pertemuan yang positif. Apalagi Pak Agus Yudhoyono datang sebagai utusan dari Pak Susilo Bambang Yudhoyono. Pak Jokowi sudah menerima dengan baik di Istana, dan kemudian berdialog dengan baik,” ujarnya.[gm]