Lagi-lagi LGBT, Netizen Heboh Ada Grup Medsos Kaum Gay di Lubuklinggau
[tajuk-indonesia.com] - Pengguna media sosial di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, dihebohkan dengan munculnya grup khusus kaum gay di Facebook. Polisi pun menyelidiki kasus ini termasuk meminta hotel dan penginapan melarang menerima pengunjung gay.
Dari pantauan, setidaknya ada tiga grup kaum gay yang menjadi perbincangan netizen, yakni Gay Lubuklinggau (GLL) dengan 643 member, gay linggau asik dengan 143 member, dan gay lubuklinggau dengan 75 anggota. Ketiga grup itu bersifat tertutup.
Pemilik akun Abu Al Fath sempat men-screen shot beberapa perbincangan di grup itu. Dia menulis, ‘Astagfirullah, miris. Ternyata di Kota kita tercinta Lubuk Linggau sudah gawat darurat kaum gay. Mohon untuk pihak yang berwenang dalam masalah ini mohon ditindak lanjuti untuk diatasi dan disosialisasi.
Untuk generasi yang lebih baik. Apalagi disana ada anak yang dibawah umur.' Status itu mendapat tanggapan dari netizen. Mayoritas pengguna Facebook mengecam adanya grup itu karena akan merusak generasi bangsa.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga mengaku telah mengetahui keberadaan ketiga grup gay itu sejak lama. Aktivitas grup masih dilakukan penyelidikan oleh anak buahnya.
"Ya, sudah dimonitor sejak beberapa bulan terakhir, sekarang lagi diselidiki, insyaallah bisa terungkap," kata Hajat saat dihubungi merdeka.com, Senin (31/7).
Dari pengamatan sementara, kata dia, bisa saja anggota grup itu karena diikuti oleh seseorang yang memiliki banyak grup. Alhasil, membernya terkesan cenderung banyak dan akhirnya membuat akun lain terpikat untuk bergabung.
"Tapi apapun itu tetap kita pantau. Untuk pemblokiran tergantung masyarakat sendiri, jika berbahaya bisa saja Facebook sendiri yang memblokir," ujarnya.
Minta hotel larang pengunjung gay. Adanya grup medsos kaum gay membuat Hajat membuat kebijakan sebagai bentuk antisipasi terjadinya transaksi. Pengelola hotel dan penginapan di Lubuklinggau diminta tidak mengizinkan pengunjung yang disinyalir kaum gay untuk menginap.
Menurut dia, kebijakan itu karena ada beberapa obrolan anggota grup yang menyebutkan tempat transaksi. Namun, pihaknya tidak menyebutkan hotel yang menjadi langganan kaum gay.
"Sudah kita koordinasikan dengan pengelola hotel dan penginapan agar lebih hati-hati memilih pengunjung, jika dicurigai bisa segera lapor," kata dia.
Selain itu, dirinya meminta kontrol dari orang tua terhadap anaknya agar tidak
terjerumus. Apalagi, para anggota mayoritas adalah anak jalan dan kelompok funk.
"Mereka juga korban, perlu pendampingan. Pemahaman agama penting dan itu salah satunya tugas orangtua," pungkasnya.[pm]