Pengakuan Mantan Teroris Dimata-matai Densus 88 Selama Setahun : Kenapa Tidak Tangkap Saya Siapkan Senjata Api


[tajuk-indonesia.com]           -           Sebelum tertangkap, gerak gerik Sofyan Tsauri selalu terpantau radar Detasemen Khusus antiteror Mabes Polri. Selama hampir setahun dia diawasi Densus 88. Mantan narapidana terorisme yang dahulu bergabung dalam jaringan Al-Qaeda itu menceritakan, segala yang dilakukannya tidak lepas dari pengawasan Densus 88.

"Saya diawasi hampir 1 tahun bahkan saat tragedi bom JW Marriot, kelompok saya salah satu yang di survilliance dan diikuti oleh Densus 88. Saya tahu itu ketika saya tertangkap oleh mereka dan ternyata mereka punya data lengkap. Mereka mengikuti saya 24 jam, mereka tahu apa saja yang saya lakukan, kecuali saat saya sedang buang air atau berhubungan badan dengan istri," ujar Sofyan saat diskusi di Warung Daun, Sabtu (3/6).
Sofyan masih ingat betul cara-cara Densus 88 membayanginya. Semisal saat Sofyan bertemu dengan rekannya di Stasiun Jatinegara. Saat itu anggota Densus sengaja menabrakkan diri ke Sofyan untuk memastikan dia tak membawa senjata api maupun senjata tajam. Dia juga menceritakan pengalamannya saat rumahnya digeledah anggota Densus 88.

"Mematikan listrik rumah di mana saya sedang di luar lalu menggeledah rumah saya. Bayangkan sampai sebegitunya mereka," tuturnya.

Sofyan heran lantaran Densus 88 tidak menangkapnya sejak lama. Padahal gerak geriknya selalu diawasi. Termasuk ketika dia menyiapkan 50 senjata laras panjang untuk kelompok teroris di Indonesia.

"Saya bilang kepada komandan Densus kenapa tidak tangkap saya langsung waktu itu?, Kalau waktu itu ditangkap, senjata senjata api yang saya siapkan untuk rekan-rekan saya mungkin bisa langsung diamankan," katanya.

Saat itu Densus 88 tidak bisa langsung menangkapnya lantaran UU Subversif peninggalan era orde baru, sudah tidak diberlakukan lagi. Sehingga polisi dan tentara tidak bisa asal menangkap orang.[pm]










Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :