Djarot Kangen Bagi-bagi Dengan Ahok
[tajuk-indonesia.com] - Djarot Saiful Hidayat resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, kemarin. Djarot akan menjabat selama 4 bulan. Singkat memang, tapi eks Wali Kota Blitar ini punya sederet pekerjaan yang harus diselesaikan. Apa mungkin kelar dalam waktu empat bulan? Menjawab pertanyaan itu, Djarot buru-buru mengungkap rasa kangennya ke Ahok, koleganya yang kini dipenjara. Kalau ada Ahok, tugas yang menumpuk bisa dibagi-bagi.
"Sekarang saya merasakan dua fungsi, kan kita rangkap sekarang, berarti ini tanggung jawabnya semakin besar," ujar Djarot.
Djarot dilantik menjadi Gubernur DKI oleh Presiden Jokowi di Istana Negara sekitar pukul 09.15 WIB. Dia menggantikan Ahok yang harus menjalani dua tahun kurungan penjara karena kasus penistaan agama. Pelantikan ini dihadiri pejabat daerah, nasional, hingga para tokoh. Ada Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana. Dia berdiri di sebelah Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi dan jajaran anggota Dewan Kebon Sirih serta para kepala SKPD di lingkungan Pemprov DKI. Hadir pula Mendagri Tjahjo Kumolo, Jaksa Agung M Prasetyo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Gubernur Kalbar Cornelis serta Ketum PKPIAM Hendropriyono. Selain itu, Megawati Soekarnoputri, yang juga Ketum PDIP ikutan hadir. Mega memasuki Istana Negara bersamaan dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.
Usai dilantik, Djarot kembali ke Balaikota. Di sinilah dia bercerita tentang rindunya kepada Ahok. Raut wajah Djarot yang sebelumnya terlihat gembira saat pelantikan mendadak murung begitu bercerita tentang Ahok.
Dia ngaku rindu dengan semangat kerja Ahok memimpin DKI. Baginya, jika ada Ahok seluruh pekerjaan menjadi mudah lantaran ada pembagian tugas. Koordinasi soal pekerjaan lebih mudah saat ada Ahok bersamanya. "Kalau dulu kan ada Pak Ahok enak membagi ya. Pak Ahok bisa menyelesaikan di kantor, saya lebih banyak di luar. Koordinasi lebih enak, bisa bagi itu, bagi waktu bagi tugas. Sekarang kita sendiri," ucapnya.
Meski sendiri memimpin Ibu Kota, Djarot tidak patah semangat. Tanggung jawab itu secara maksimal dipikulnya hingga masa bakti usai, tepatnya Oktober 2017. Dia yakin jajaran birokrasi yang dipimpinnya mampu bekerja optimal. "Alhamdulillah kita punya birokrasi yang cukup solid dan cukup kompak. Makanya saya bilang sama teman-teman birokrasi ini, kerja kita harus maksimal loh sampai Oktober. Kita bisa memberikan yang terbaik untuk warga Jakarta," katanya.
Deretan pekerjaan yang belum selesai sudah menanti Djarot di sisa masa jabatannya. Program kerja itu antara lain yang berkaitan dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), infrastruktur hingga pembangunan taman di Kalijodo. Selain itu, program-program strategis yang berkaitan dengan proyek infrasruktur juga akan dikebutnya. JakGrosir yang berlokasi di Pasar Induk Kramat Jati juga ditargetkan selesai agar bisa menstabilkan harga bahan pokok di Jakarta. Khusus pembangunan Kalijodo, area prostitusi yang digusur Ahok itu juga perlu dilakukan pembenahan. Terutama bekas penertiban kolong Tol Sedyatmo yang disebut Djarot akan dibangun sebagai taman dan tempat parkir.
Begitu bersemangat bercerita tentang tugas, tiba-tiba Djarot kembali teringat Ahok. Menurutnya, Ahok pernah berpesan agar dijaga tingkat kepuasan masyarakat, bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan lagi.
"Kita berusaha benar. Dulu pesannya Pak Ahok, tolong dijaga dan ditingkatkan tingkat kepuasan masyarakat. Karena hasil berbagai macam survei penelitian tingkat kepuasan warga Jakarta pada pemerintah ini baik Jokowi-Basuki maupun Basuki-Djarot itu cukup tinggi, di atas 70 persen," ungkapnya.
Dia menegaskan standar kerja Pemprov DKI cukup tinggi. Dengan adanya patokan standar kerja yang tinggi, maka diharapkan pelayanan publik di DKI semakin membaik. "Tolong dijaga karena ini standar kami. Saya selalu bilang bahwa standar kerja kami ini cukup tinggi sehingga masyarakat DKI punya patokan berapa standarnya. Dengan adanya patokan seperti ini diharapkan ke depan lebih meningkat, lebih baik dan harus lebih baik," terangnya.
Untuk diketahui, Djarot merupakan Gubernur Jakarta dengan masa bakti tersingkat sepanjang sejarah. Djarot menjabat empat bulan saja hingga Oktober 2017. Nantinya, roda pemerintahan akan dipimpin Anies Baswedan yang akan dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Djarot. Anies bersama pasangannya, Sandiaga Uno terpilih pada Pilgub DKI 2017.
Untuk jabatan gubernur yang masa kerjanya singkat, sebelumnya ada Gubernur DKI Hendrik Hermanus Joel Ngantung alias Henk Ngantung yang menjabat selama 11 bulan. Dia menjabat dari 26 Agustus 1964. Pria asal Manado yang pernah menjadi anggota Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) itu menjabat sampai 15 Juli 1965. Gubernur seniman itu digantikan oleh Soemarno Sosroatmodjo. Masa jabatan Soemarno juga singkat juga dari 15 Juli 1965 sampai 28 April 1966, alias 9 bulan saja.[pm]