Sindiran Komisi XI: Kalau Tidak Dekat dengan Penguasa, Jangan Harap Jadi Bos OJK


[tajuk-indonesia.com]           -           Pemerintah telah menyerahkan 14 nama calon dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Nama-nama tersebut akan menjalankan fit and proper test yang nantinya akan tersaring menjadi 7 nama.

Namun Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng menyinggung daftar nama calon yang diajukan kebanyakan berasal dari karyawan Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan. Menurutnya dewan komisioner OJK seharusnya lebih banyak berasal dari praktisi agar mengerti apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri jasa keuangan.

"Memang kalau di dunia itu, (pejabat lembaga seperti OJK) lebih dekat dengan pasar. Tapi kalau di Indonesia dekat dengan penguasa. Jadi kalau tidak dekat dengan penguasa, jangan harap bisa jadi anggota Dewan Komisioner OJK," tuturnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (29/5/2017).

Menurut Mekeng seharusnya anggota dewan komisioner OJK berisi campuran baik dari kalangan birokrat maupun praktisi pasar. Dengan begitu maka kebijakan yang tercipta dari OJK sesuai dengan kebutuhan negara tanpa menghilangkan kebutuhan pasar.

"Memang lucu di negara lain mixing antara industri dengan birokrat. Kalau disini semua birokrat yang belum tentu ngerti tentang pasarnya. Semua sistemnya, pokoknya harus begini. Makanya kalau kita lihat kapitalisasi pasar modal kita jauh dengan Thailand dan Singapura," tukasnya.
Sebelumnya Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menegaskan, OJK merupakan lembaga yang sangat kritikal. Sebab selain memiliki wewenang untuk mengatur, mengawasi dan menyidik industri jasa keuangan ada pula kebijakan teknis yang harus dikeluarkan OJK.

Selain itu menurut perhitungan Tito OJK saat ini sebagai lembaga yang mengawasi pergerakan dana hingga Rp 17 triliun. Sebab OJK mengawasi seluruh industri jasa keuangan baik bank maupun non bank.

Karena pengaturan dana yang begitu besar, Tito berharap posisi Dewan Komisioner OJK harus berasal dari pelaku pasar. Hal itu agar Dewan Komisioner OJK yang baru bisa mengerti dan menyikapi kondisi pasar dengan kebijakan yang tepat.


Tito mencontohkan, negara-negara di Eropa seperti Inggris, Belanda dan Jerman lembaga seperti OJK pejabatnya diisi lebih banyak dari praktisi pasar.

"Karenanya, jadi sangat penting pelaksanaannya semua OJK langsung berinteraksi dengan pasar. Mengetahui denyut jantung market menjadi sangat penting. Calon sekarang pun dari BI dan Departemen Keuangan. Saya nggak tau itu yang paling tepat atau nggak. Tapi dunia lain itu kebanyakan praktisi," tuturnya.

Berikut 14 nama calon DK OJK

Ketua
Wimboh Santoso
Sigit Pramono

Wakil Ketua
Agus Santoso
Riswinandi

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan
Heru Kristiyana
Agusman

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
Nurhaida
Arif Baharudin

[pm]








Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :