Penyelidikan Pelaku Penyiram Air Keras Novel Baswedan Buntu, Polri Kirim Tim ke Singapura


[tajuk-indonesia.com]          -          Memasuki hari ke-25 pasca-kejadian, penyelidikan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan oleh tim gabungan Polri belum menemui titik terang.

Dua orang diduga pelaku maupun aktornya belum juga tertangkap.
Lantas, Polri mengirim tim untuk menemui dan memeriksa Novel Baswedan yang tengah dilakukan perawatan di Singapura.

"Hari ini kalau enggak salah ada tim ke Singapura. Saksi terpenting adalah Novel sendiri," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai memimpin pemakaman mantan Kapolri Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2017).
Menurut Tito, tim gabungan telah melakukan sejumlah langkah penyelidikan mendalam untuk mengungkap kasus ini.

Di antaranya memeriksa sejumlah saksi, memeriksa barang bukti kandungan air keras, hingga memeriksa rekaman CCTV dan foto yang diduga pelaku.
Namun, sejauh ini belum menemui titik terang tentang pelaku penyerangan terhadap Novel yang sebenarnya.
Hasil penyelidikan dan pemeriksaan mendalam, dua orang yang sempat terekam kamera foto warga ternyata tidak terlibat dan tidak berada di lokasi kejadian, sekitar rumah Novel di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa, 11 April lalu.
Menurutnya, saat ini tinggal Novel Baswedan yang bisa menjadi saksi penting untuk mengetahui dua orang pelaku penyiraman air keras yang menimpanya.
Dan diketahui Novel dibawa dan dilakukan penyembuhan kedua matanya ke Singapore National Eye Centre, Singapura, sehari setelah kejadian.

"Yang kemarin, kami enggak lakukan pemeriksaan karena kondisinya dan yang terpenting agar dia bisa recovery (pulih) dulu," jelasnya.

Menurut Tito, tim yang dikirim oleh Kapolda Metro Jaya ke Singapura untuk menemui dan meminta keterangan Novel diharapkan mendapatkan gambaran tentang dua orang pelaku yang menyiram air keras kepadanya.

"Mungkin dia ingat wajahnya (pelaku) seperti apa, kendaraannya seperti apa. Setelah itu kami kembangkan lagi," jelasnya.
Selain itu, tim tersebut juga akan menanyakan dan mem-profiling Novel guna mengetahui pelaku dan motif penyiraman air keras kepadanya.

"Kami akan tanya ke novel siapa yang potensi (melakukan atau memerintahkan,-red)? Apakah punya konflik masalah pribadi atau konflik di institusinya mungkin? 'Kan ini sempat juga adanya konflik itu (muncul) di beberapa media," kata Tito.

"Mungkin juga terkait dengan pekerjaan yang berpotensi untuk mengganggu sehingga tersangka melakukan serangan dalam rangka memengaruhi proses hukumnya, mungkin," sambungnya.[pm]











Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :