Tuding Acara DR. Zakir Naik Paham Radikal, MIUMI Kota Bekasi: Garda Aswaja Silahkan Adu Argumen dengan Zakir Naik di Bekasi
[tajuk-indonesia.com] - Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Kota Bekasi mencermati dan merespon pemberitaan di beberapa media online terkait ancaman pihak yang menamakan dirinya Garda Aswaja (GA) untuk membubarkan acara Dr. Zakir Naik di Bekasi pada tanggal 8 April 2017.
Garda
Aswaja menuduh acara tersebut dapat menumbuhkan paham Islam radikal di
Indonesia dan membahayakan NKRI. Atas tudingan itu, Ketua MIUMI Kota
Bekasi, Wildan Hasan, M.Pd.I dalam siaran pers (4/4) mengeluarkan
pernyataan sikapnya.
Pertama,
kegiatan DR. Zakir Naik telah mendapatkan izin resmi dari pemerintah
pusat maupun daerah serta instansi-instansi terkait, termasuk Mabes
Polri. Bahkan DR Zakir Naik sudah mendapat restu dari Wakil Presiden RI,
para pejabat dan tokoh publik lainnya.
Dikatakan
Wildan, ancaman untuk membubarkan kegiatan dakwah Zakir Naik adalah
tindakan makar terhadap pemerintah. Membubarkan kegiatan yang telah
mendapatkan izin resmi dan mendapatkan dukungan luas dari masyarakat
adalah tindakan inkonstitusional, menodai kebhinekaan, melecehkan
Pancasila dan membahayakan keutuhan NKRI.
“Kami
belum pernah mengenal ada badan bernama Garda Aswaja di Kota Bekasi
sebelumnya. Setahu kami, tidak ada badan otonom dari ormas-ormas Islam,
seperti Garda Aswaja. Tidak juga sebagai underbow orpol tertentu. Kami
khawatir ada kelompok partisan yang bergerak untuk kepentingan tertentu
yang ingin membuat keruh keharmonisan serta kondusifitas kota Bekasi,”
ungkap Wildan.
Tentang
pernyataan Garda Aswaja yang menyebut kegiatan DR. Zakir Naik dapat
menumbuhkan radikalisme dan membahayakan NKRI, kata Wildan, sangat tidak
berdasar. Isi ceramah Zakir Naik sama dengan isi ceramah para da’i
Islam lainnya, baik para ulama salaf maupun khalaf saat ini.
“Bahkan
berkesesuaian dengan da’wah Rasulullah Saw. Dakwah DR. Zakir Naik tidak
menyimpang dari manhaj da’wah para ulama ahlus sunnah dan ulama pejuang
kemerdekaan NKRI.”
Tuduhan
Garda Aswaja, tegas Wildan, menunjukkan sempitnya pemahaman agama dan
wawasan sejarah. Tuduhan Garda Aswaja secara tidak langsung menganggap
dakwah Rasulullah dan para ulama berpotensi menumbuhkan paham radikal
atau radikalisme.
“Ceramah-ceramah
Zakir Naik yang tersebar luas selama ini, sama sekali tidak terbukti
menstimulasi tumbuhnya radikalisme dan aksi-aksi intoleran. Jadi tuduhan
tersebut adalah fitnah belaka.”
MIUMI
Kota Bekasi menghimbau agar Garda Aswaja berkenan hadir pada acara
kuliah umum DR. Zakir Naik di Stadion Patriot, Bekasi. Silahkan adu
argumen dengan Zakir Naik nanti, baik secara terbuka maupun tertutup
terkait terkait isu-isu kebangsaan, nasionalisme, keislaman, toleransi,
kebhinekaan, Pancasila-NKRI, internasionalisme, radikalisme dan lainnya.
“Karena
bisa jadi, tuduhan Garda Aswaja terhadap Zakir Naik lahir dari
kebodohan, dan akibat mendapatkan informasi yang keliru,” kata Wildan. [pmc]