Ingat..!!! Tidak Ada Kewajiban Bagi Pembeli Sembako Murah Harus Memilih Pasangan No 2


[tajuk-indonesia.com]           -           Masyarakat Jakarta harus menyadari jika tidak ada kewajiban, apalagi beban moral bagi yang sudah membeli sembako murah untuk memilih sesuai anjuran (ajakan) paslon tertentu. Intinya, masyarakat bebas menentukan pilihannya pada Putaran Kedua Pilkada DKI sesuai dengan hati nurani, tanpa ada paksaan dan intimidasi dari pihak tertentu.

Maraknya praktik bagi-bagi sembako di beberapa wilayah Jakarta yang dilakukan oleh sekelompok orang yang berpakaian kotak-kotak ala kubu Ahok Djarot, membuat kubu paslon Ahok-Djarot panik dan akhirnya angkat bicara.

Ahok menyangkal jika kubunya melakukan kegiatan bazar murah atau politik uang menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Putaran Ke-2. Ahok dan pendukungnya berucap bahwa mereka tidak pernah mengadakan bazar murah yang mengarah pada politik uang.

Kalau bukan kubu mereka yang bagi-bagi sembako, berarti sah-sah aja dong kalau masyarakat ambil sembakonya aja tapi nanti pas pencoblosan mereka gak pilih Ahok??

Mari Disimak Fakta dan Pertanyaannya..
Pihak mana yang melakukan kegiatan bagi-bagi sembako secara masif tersebut? Mungkinkah pihak Anies-Sandi? Tapi bukti di lapangan memperlihatkan jika kelompok yang bagi-bagi sembako menggunakan baju kotak-kotak. Kemudian bungkusan yang dibagikan selain berisi sembako, juga terdapat buku panduan untuk memilih pasangan Ahok-Djarot. Bahkan di tempat lain ada yang mendapat amplop berisi uang ratusan ribu. Fakta kuat selanjutnya dan tidak bisa dipungkiri lagi yaitu massa yang menyerbu acara tersebut sebagian besar memakai baju kotak-kotak dan mereka semua bungkam dan menyangkal bukan politik uang. Jelas sekali, ini acara dilakukan untuk menarik simpati masyarakat dan pendukung Ahok-Djarot menjelang detik-detik pencoblosan 19 April 2017 nanti.
Masyarakat Jakarta sekarang ini sudah semakin cerdas dan jeli menyikapi berbagai provokasi dan pelanggaran yang dilakukan oleh kubu paslon tertentu. Jangan sampai masyarakat terus menerus dibodohi dengan cara-cara kotor dan tidak mendidik karena hal ini hanya akan merusak demokrasi Indonesia.

Jadilah Pemilih Cerdas dalam Berdemokrasi. Tidak ada kewajiban apalagi beban moral yang membuat kita membohongi hati nurani kita dalam menentukan pilihan pemimpin Jakarta selanjutnya.


Ditulis oleh Victor Kurniawan

[pm]











Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :