Iklan Kampanye Ahok Seakan-akan Aksi Umat adalah Aksi Anti Cina, Bisa Jadi Boomerang
[tajuk-indonesia.com] - JIKA dicermati terjadinya gaduh yang sangat heboh, sehingga berakibat kepada aksi masa dalam jumlah besar, dan berakibat adanya sidang pengadilan penistaan agama yang berbiaya sangat mahal, sehingga polisi harus mengguras anggaran Polri untuk menjaga aksi-aksi bela Islam serta mengawal sidang pengadilan, hanya dikarenakan pidato Ahok di Kepulauan Seribu apapun alasan memang tidak relevan dengan tugas dan posisinya sebagai pejabat.
Begitu juga pemilihan topik iklan TV/Video kampanye Ahok, lebih ditujukan kepada serangan SARA, walaupun dari berbagai aksi umat di DKI termasuk aksi dipengadilan selama ini tidak pernah mengusung tema anti Cina, tetapi Ahok dengan timnya sengaja memilih gambar iklan yang tidak diketahui dimana dan kapan demi tersebut, tapi pesannya jelas bahwa seakan aksi-aksi umat adalah aksi anti Cina, bukan anti Ahok yang menista agama.
Iklan video tersebut telah viral melalui #KampanyeAhokJahat, dan telah juga dilaporkan pula oleh masyarakat ke Bawaslu, terlepas dari hal tersebut, dari WiFi: Al Maida 51 dengan password Kafir sebagai bahan olok-olok Ahok dan kawan-kawan, sepertinya memang sudah menjadi branding bahwa Ahok dengan timnya lebih menyukai topik kampanye SARA. Mungkin menurut Ahok dan timnya lebih mengena untuk kalangan umat Islam abangan, yang menurut mereka jumlahnya lebih besar dari muslim yang paham Al Quran, bisa jadi kampanye tersebut efektif, namun lupa bahwa hal tersebut akan menyakitkan berbagai pihak.
Disatu pihak Ahok dan timnya lupa bagaimanapun Cina juga ada yang muslim, dan di RRC sekitar 50 juta umat muslim, dan hubungan umat muslim dengan Cina yang bukan Ahok selama ini mesra saja tidak ada gesekan.
Kesimpulannya Ahok dan timnya jika tidak hati-hati, isu yang dibawakan bisa menjadi boomerang buat persatuan, saya sependapat dengan pengamat lain, bahwa Ahok akan dikenang sebagai Gubernur Disintegrasi Bangsa. Semoga ada kesadaran untuk mengubah video yang lebih sejuk yang menonjolkan kinerja yang telah dia capai selama ini.[pm]
Syafril Sjofyan
Pengamat Kebijakan Publik, Aktivis 77-78