Hoax Disneyland Boyolali dan Permata Bisnis Terpendam Asia


[tajuk-indonesia.com]          -          Kabar rencana pembangunan Disneyland di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah adalah hoax semata. Namun tak bisa ditampik, pasar Asia merupakan berlian terpendam bagi perusahaan yang dikenal dari film kartun ini.

Seperti diketahui, pihak The Walt Disney Company sebelumnya membantah kebenaran pembangunan Disneyland di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah tersebut.

"Meskipun Indonesia merupakan pasar prioritas bagi The Walt Disney Company di Asia Tenggara, kami tidak memiliki rencana untuk membuka Disneyland di Indonesia pada saat ini," tulis pihak Disney Southeast Asia, dikutip Senin (17/4).

Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com terhadap laporan keuangan The Walt Disney Company pada 2016, bukanlah hal sulit mencari alasan kenapa Asia jadi pasar prioritas perusahaan asal Negeri Paman Sam tersebut.

Sepanjang tahun lalu, Walt Disney mampu meraup pendapatan total sebesar US$55,63 miliar, naik 6,03 persen dari US$52,46 miliar pada 2015. Kontribusi terbesar memang berasal dari bisnis di regional AS dan Kanada, sebesar US$42,61 miliar.

Namun soal pertumbuhan pendapatan, regional Asia Pasifik merajai bisnis Walt Disney. Sepanjang 2016, pendapatan dari bisnis di Asia Pasifik tumbuh 15,76 persen menjadi US$4,58 miliar, dari US$3,95 miliar di 2015.

Angka pertumbuhan pendapatan itu hampir tiga kali lipat dari kenaikan kontributor terbesar, AS dan Kanada yang hanya sebesar 5,69 persen dari US$40,32 miliar pada 2015.

Disusul kemudian dari regional Eropa yang pertumbuhan pendapatannya sebesar 3,18 persen menjadi US$6,71 miliar pada 2016, dari US$6,5 miliar di tahun sebelumnya. Lalu, pendapatan dari regional Amerika Latin dan lainnya naik 2,38 persen menjadi US$1,72 miliar, dari US$1,68 miliar. 

Perusahaan menancapkan bisnis di Asia melalui Disneyland Tokyo pada April 1983, taman rekreasi dengan luas mencapai 465 ribu meter persegi dan merupakan yang pertama dibangun di luar Amerika.

Ekspansi kemudian berlanjut dengan pembangunan Disneyland di Hongkong pada 2005. Kendati dalam dua tahun ini Disneyland Hong Kong merugi, pertumbuhan bisnis di Asia masih bisa ditopang usai dibukanya Shanghai Disneyland Park pada Juni 2016 lalu.
Dalam laporan keuangan, manajemen menyatakan pendapatan dari operasi internasional meningkat 6 persen dari volume yang lebih tinggi dan 4 persen dari pendapatan lainnya yang mengimbangi penurunan 4 persen dari dampak nilai tukar mata uang. 

Sementara volume yang lebih tinggi berasal dari pembukaan Shanghai Disney Resort, yang mengimbangi tingkat pengunjung yang rendah di Disneyland Paris dan Hong Kong Disneyland Resort. 

Peningkatan dari pendapatan lain didorong oleh Shanghai Disney Resort, termasuk pendapatan untuk periode sebelum grand opening.

CEO The Walt Disney Company Bob Iger mengatakan grand opening Shanghai Disney Resort merupakan salah satu momen paling membanggakan dan penting dalam sejarah perusahaan.

"Hari ini, hampir 8 juta orang telah mengunjungi Shanghai Disneyland, dan mereka memberitahu teman-teman serta keluarga semua tentang hal ini. Jadi kami benar-benar senang dengan respons yang ada. Dan kami berharap lebih," ujarnya dalam paparan publik awal tahun ini.

Kendati demikian, masyarakat Indonesia masih harus bersabar dengan kehadiran Disneyland yang asli. Namun, Bupati Boyolali Seno Samodro menjamin theme park yang akan berdiri di wilayahnya tak kalah megah dengan Disneyland yang asli.

Menurut Seno, komitmen investasi dari pemodal yang tidak disebutkan namanya bernilai Rp6 triliun dan pembangunannya akan menggunakan lahan seluas 100 hektare. 

Tiga kecamatan di Boyolali yang menurut Seno sangat cocok dijadikan lokasi pembangunan theme park adalah Mojosongo, Boyolali Kota, atau Ampel.

Badan Penanaman Modal Pelayanan dan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pun mengaku masih menunggu kelanjutan dan kejelasan rencana investasi theme park a la Disneyland untuk diproses secara resmi.

Kepala Bidang Penanaman Modal BPMP2T Boyolali, Eko Nugroho mengatakan, jajarannya belum menerima dokumen permintaan proses izin lanjutan dari investor tersebut. Ia mengaku baru menerima informasi awal yang bersifat nonformal.

"Terkait kabar 'Disneyland' itu, kami baru bisa memberikan informasi bahwa hal tersebut diawali dengan proses MoU dengan calon investor. Dimana itu merupakan kesepakatan antara bupati dan calon investor," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/4). 

Lebih lanjut, Eko menjelaskan proses izin untuk theme park tersebut juga bakal rumit, karena selain izin pertanahan, diperlukan juga izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). 

"Karena informasi yang kami terima luasannya mencapai 100 hektare, maka perlu izin lokasi dan perlu juga Amdal," katanya.[pm]














Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :