Ups... Jokowi Beberkan Isi Pembicaraan dengan SBY
[tajuk-indonesia.com] - Presidium Relawan Pemenangan Anies-Sandi (Pras) menggelar konsolidasi di sebuah rumah makan, di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2017).
Dalam kesempatan ini, beberapa anggota Pras merumuskan strategi pemenangan Anies-Sandi pada putaran Pilgub DKI 2017 yang akan digelar 19 April mendatang.
Anggota Presidium Pras, Budi Siswanto memastikan bahwa mulai hari ini pihaknya akan bekerja dan turun ke lapangan menyapa masyarakat Jakarta.
"Dua survei terbaru menempatkan Anes-Sandi jauh diatas petahana (Ahok-Djarot), berjarak 10 persen!. Karenanya, kami bertekad akan habis-habisan memastikan kemenangan Anies-Sandi. Kemenangan yang sudah didepan mata ini tak boleh lepas," tegas Budi di lokasi.
Selain itu, Budi juga mengajak sebagian masyarakat untuk membuka diri dan bersedia melihat calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) secara jernih dan objektif.
Budi menyoroti perihal kompetensi dan antikorupsi yang selalu digembar-gemborkan Ahok dan relawannya melalui propaganda-propaganda murahan tanpa berbasis data.
"Bagaimana mungkin, seorang pemimpin (Ahok) yang terbelit kasus
korupsi, tiba-tiba disebut bersih? Padahal, Ahok selama ini melakukan
kebijakan dengan semena-mena dan tidak sesuai mekanisme dan peraturan
perundang-undangan," bebernya.
Karenanya, Budi mengajak publik melek pengelolaan keuangan Pemda DKI selama tiga tahun Ahok berkuasa.
"Dana off budgeter ala Ahok tidak ada aspek akuntabilitasnya. Rakyat tidak dapat mengontrol apalagi menuntut pertanggungjawaban dalam hal pelaksanaannya. Semua terserah selera dan kepentingan Ahok. Tidak ada standar kolektivitas dan penggunaan, tidak ada audit, dan tidak ada mekanisme pertanggungjawaban. DPRD pun tidak tahu dan dibungkam!. Ini ada apa sebenarnya dengan dana dibalik CSR, kontribusi tambahan, diskresi?," tegas Budi.
"Mari kita bersikap kritis sedikit saja. Berapa dana of budgeter yang 'dimainkan Ahok' dengan para pengembang dan swasta, sementara DPRD tidak pernah mendapatkan laporan?," tambah Budi dengan nada tinggi.
Sementara itu, Relawan Jokowi, Ucok Sakti Hidayat mengajak masyarakat menghentikan kegaduhan panjang di DKI dengan memulangkan Ahok ke kampung halamannya.
"Ahok ini sumber malapeta yang sempurna. Ribuan warga pribumi digusur, disisi lain Ahok membangun reklamasi secara membabibuta dan mengabaikan nasib nelayan. Ahok juga terbellit banyak kasus korupsi, bolak-balik dipanggil oeh aparat penegak hukum. menista agama mayoritas," cetus Ucok.
Diketahui, dalam kesempatan ini hadir beberapa Presidium Pras yang sehari-hari bermarkas di Borobudur 2, Menteng, Jakarta Pusat, antara lain, Rico Sinaga, Ardy Purnawan Sani, Syaiful Jihad, Sugiyanto, Ucok Syafti Hidayat, Chaerullah, Syahrul Hasan, Suryo AB, Suryo dan Adji Rimbawan. [ts]
Karenanya, Budi mengajak publik melek pengelolaan keuangan Pemda DKI selama tiga tahun Ahok berkuasa.
"Dana off budgeter ala Ahok tidak ada aspek akuntabilitasnya. Rakyat tidak dapat mengontrol apalagi menuntut pertanggungjawaban dalam hal pelaksanaannya. Semua terserah selera dan kepentingan Ahok. Tidak ada standar kolektivitas dan penggunaan, tidak ada audit, dan tidak ada mekanisme pertanggungjawaban. DPRD pun tidak tahu dan dibungkam!. Ini ada apa sebenarnya dengan dana dibalik CSR, kontribusi tambahan, diskresi?," tegas Budi.
"Mari kita bersikap kritis sedikit saja. Berapa dana of budgeter yang 'dimainkan Ahok' dengan para pengembang dan swasta, sementara DPRD tidak pernah mendapatkan laporan?," tambah Budi dengan nada tinggi.
Sementara itu, Relawan Jokowi, Ucok Sakti Hidayat mengajak masyarakat menghentikan kegaduhan panjang di DKI dengan memulangkan Ahok ke kampung halamannya.
"Ahok ini sumber malapeta yang sempurna. Ribuan warga pribumi digusur, disisi lain Ahok membangun reklamasi secara membabibuta dan mengabaikan nasib nelayan. Ahok juga terbellit banyak kasus korupsi, bolak-balik dipanggil oeh aparat penegak hukum. menista agama mayoritas," cetus Ucok.
Diketahui, dalam kesempatan ini hadir beberapa Presidium Pras yang sehari-hari bermarkas di Borobudur 2, Menteng, Jakarta Pusat, antara lain, Rico Sinaga, Ardy Purnawan Sani, Syaiful Jihad, Sugiyanto, Ucok Syafti Hidayat, Chaerullah, Syahrul Hasan, Suryo AB, Suryo dan Adji Rimbawan. [ts]