Putri Cendana di Pihak Mantan
[tajuk-indonesia.com] - Ada kabar bagus bagi jago Prabowo Subianto di Pilkada DKI, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yakni dukungan salah satu putri penguasa Orde Baru, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.
Ketum Gerindra (partai utama penyokong Anies-Sandi, selain PKS) Prabowo dan Titiek menikah pada tahun 1983. Namun, status pernikahannya kabur sejak dua tahun usai lengsernya Pak Harto pada 1998. Prabowo-Titiek dikaruniai seorang anak bernama Ragowo Hediprasetyo atau yang akrap disapa dengan Didiet Prabowo, salah satu desainer muda terbaik Asia.
Dukungan salah satu putri Cendana kepada pasangan nomor urut 3, Anies –Sandi pasti akan menambah gangguan konsenstrasi Golkar memenangkan Ahok-Djarot, setelah sebelumnya beberapa kader di tingkat bawah juga membelot.
Saat ini, status Titiek adalah anggota DPR dan wakil ketua dewan pakar Partai Golkar. Pernyataan resmi darinya terkait dukungan ke Anies-Sandi memang belum terlontar. Akan tetapi, dalam foto yang diunggah Sandiaga Uno, Titiek berpose mengacungkan tiga jari simbol pasangan Anies-Sandi di Pilkada DKI, termasuk foto bersama Didiet Prabowo.
Mengetahui ini, DPP Golkar melalui Ketua Umum Setya Novanto mengancam akan memberikan sanksi. Akan tetapi, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai, Akbar Tanjung, mengingatkan DPP supaya tidak terburu-buru memberikan sanksi kepada Titiek.
Kenyang di politik, Akbar sepertinya paham potensi masih kuatnya
jaringan Cendana dalam politik Indonesia. Bekas Ketum Golkar itu
menyarankan DPP secara baik-baik memanggil Titiek untuk diajak dialog,
ditanyakan apa alasannya mendukung Anies-Uno. Titah partai memang harus
dipatuhi, akan tetapi terburu-buru memberikan sanksi tentu bisa menjadi
bumerang.
Sambutan hangat sang mantan
Prabowo Subianto tentu menyambut hangat niat baik (eks) kekasihnya itu. "Saya kira banyak yang dukung kita. Dari mana-mana. Dari banyak kalangan," katanya tenang. Prabowo memang sangat cermat dalam berkomentar dan menghindari perbincangan tentang urusan pribadinya.
Sementara itu, Waketum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan dukungan Tatiek adalah bentuk kejujuran dari politisi Golkar itu. “Saya kira ini yang perlu kita kembangkan ke depan, artinya sikap politik pribadi bisa saja ada perbedaan, apalagi menyangkut hal-hal yang substansial. Bagi orang tertentu ini substansial, mungkin bagi orang lain tidak,” kata Fadli kemarin.
Fadli mengaku sangat menghargai sikap politik Tatiek yang dengan terang-terangan bertemu pasangan calon kepala daerah yang tidak didukung oleh partainya. “Saya yakin sikap politik Mbak Titiek ini. Saya sangat menghargai sebagai kolega politisi. Dan mudah-mudahan diikuti oleh yang lain,” katanya.
Dukungan Titiek tentu bakal menjadi amunisi baru bagi Anies, setelah bergabungnya PAN dan PPP. Jika Demokrat dan PKB bergabung, di atas kertas, Prabowo melalui Anies-Sandi akan menang di putaran kedua Pilkada DKI, yang dijadwalkan 19 April mendatang.
Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta sudah mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Rincian perolehan suara dari setiap calon adalah Agus-Sylviana 17,05 persen, Ahok-Djarot atau 42,99 persen, dan pasangan Anies-Sandi 39,95 persen.
Jika menghitung dari suara partai pendukung, saat ini Ahok-Djarot disokong oleh koalisi PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura dengan total suara 47.85% (berdasarkan hasil Pemilu 2014). Saat ini, Anies-Sandi didukung oleh PKS dan Gerindra dengan total suara sebanyak 22.41%. Namun, jika semua partai pendukung Agus (Demokrat, PAN, PKB, PPP) melimpahkan dukungan ke Anies-Sandi, suara pasangan ini akan menjadi 49.88%, jika ditambah suara PBB (1.34) akan menjadi 51.22%.
[rima]
Sambutan hangat sang mantan
Prabowo Subianto tentu menyambut hangat niat baik (eks) kekasihnya itu. "Saya kira banyak yang dukung kita. Dari mana-mana. Dari banyak kalangan," katanya tenang. Prabowo memang sangat cermat dalam berkomentar dan menghindari perbincangan tentang urusan pribadinya.
Sementara itu, Waketum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan dukungan Tatiek adalah bentuk kejujuran dari politisi Golkar itu. “Saya kira ini yang perlu kita kembangkan ke depan, artinya sikap politik pribadi bisa saja ada perbedaan, apalagi menyangkut hal-hal yang substansial. Bagi orang tertentu ini substansial, mungkin bagi orang lain tidak,” kata Fadli kemarin.
Fadli mengaku sangat menghargai sikap politik Tatiek yang dengan terang-terangan bertemu pasangan calon kepala daerah yang tidak didukung oleh partainya. “Saya yakin sikap politik Mbak Titiek ini. Saya sangat menghargai sebagai kolega politisi. Dan mudah-mudahan diikuti oleh yang lain,” katanya.
Dukungan Titiek tentu bakal menjadi amunisi baru bagi Anies, setelah bergabungnya PAN dan PPP. Jika Demokrat dan PKB bergabung, di atas kertas, Prabowo melalui Anies-Sandi akan menang di putaran kedua Pilkada DKI, yang dijadwalkan 19 April mendatang.
Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta sudah mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Rincian perolehan suara dari setiap calon adalah Agus-Sylviana 17,05 persen, Ahok-Djarot atau 42,99 persen, dan pasangan Anies-Sandi 39,95 persen.
Jika menghitung dari suara partai pendukung, saat ini Ahok-Djarot disokong oleh koalisi PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura dengan total suara 47.85% (berdasarkan hasil Pemilu 2014). Saat ini, Anies-Sandi didukung oleh PKS dan Gerindra dengan total suara sebanyak 22.41%. Namun, jika semua partai pendukung Agus (Demokrat, PAN, PKB, PPP) melimpahkan dukungan ke Anies-Sandi, suara pasangan ini akan menjadi 49.88%, jika ditambah suara PBB (1.34) akan menjadi 51.22%.
[rima]