Luhut: Saya Dulu Ikut Penumpasan PKI
[tajukindonesia.net] - Kian viralnya foto dan berita tentang dugaan bangkitnya kembali gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di media sosial sepertinya sudah mengganggu pemerintahan Joko Widodo. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun akhirnya angkat bicara.
”Kita sekarang terlalu banyak berita bohong. Para intelektual ini jangan
cepat terpengaruh berita yang tidak benar, kita sendiri bisa menyaring
mana berita yang benar mana yang tidak,” ucap Luhut dalam acara
peuncuran Buku poitikus PDIP Trimedya Panjaitan, di Jakarta, Minggu
(5/2).
Untuk persoalan kebangkitan PKI, menurutnya hal itu tidak benar.
Purnawirawan TNI ini menegaskan PKI sebagai bentuk ideologi, sehingga
tiap orang bisa saja membicarakannya. ”PKI itu kan memang ideologi, dari
dulu tidak akan pernah hilang tapi kalau tumbuh lagi di dalam saya kira
tidak ada,” ujarnya.
Ia pun meminta agar PKI tidak terus dibesar-besarkan oleh masyarakat.
Luhut mengisahkan ia termasuk orang yang ikut mengusir PKI pada waktu
muda dulu. ”Tapi jangan dibesar-besarkanlah kalau menurut saya. Saya
ngalamain dari mulai saya SMA. Saya ikut dulu penumpasan PKI, jadi lihat
semua. Apa kita masih terus menghukum orang. Bahwa kita waspadai, iya,”
jelasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Menhan Ryamizard Ryacudu menggelar acara
pertemuan dengan persatuan purnawirawan TNI AD serta Organisasi
Masyarakat anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) di Balai Kartini,
Jakarta, Jumat (13/5/2016).
Acara tersebut digelar terkait dengan isu propaganda yang muncul
mengenai adanya sejumlah kegiatan yang mengandung unsur gerakan komunis.
Dalam silaturahmi yang dihadiri tokoh-tokoh Islam tersebut, Menhan
Ryamizard menjelaskan pertemuan tersebut penting.
Kata dia, sebagai komponen bangsa harus selalu waspada terhadap bahaya
komunis. ”Sebagai komponen bangsa yang setia kepada negara Republik
Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UU 1945, harus senantiasa
waspada terhadap bahaya laten komunis yang dimotori Partai Komunis
Indonesia,” ujarnya.
Ryamizard juga mengatakan, dulu tidak terdengar bahaya laten komunis,
namun kini isu tersebut muncul kembali. ”Dulu sering sekali kita dengar
bahaya laten ditertawakan, nggak ada itu bahaya laten, kemudian komunis
sudah tidak ada lagi, tapi disebut-sebut sekarang muncul,” imbuhnya.
Ia pun mencurigai pihak yang menganggap PKI tidak ada dan menduga mereka
yang beranggapan seperti itu adalah seorang komunis. ”Jadi, kita patut
curigai itu yang bilang nggak ada (PKI), mungkin dia yang komunisme,”
jelasnya.
Sebelumnya, Dugaan bangkitnya PKI beberapa waktu menjadi polemik di
kalangan tokoh politik hingga masyarakat. Tudingan tersebut muncul
terkait adanya kegiatan diskusi, pemutaran film, serta penerbitan buku.
Adanya kegiatan-kegiatan tersebut diduga akan memberi pengaruh negatif
dalam upaya penyelesaian tragedi 1965 yang dilakukan pemerintah RI. [jawapos]