WNI Simpatisan ISIS Bantah Berencana Serang Myanmar
[tajukindonesia.net] Seorang
warga negara Indonesia yang ditahan di Malaysia atas
tuduhansimpatisankelompok ISIS membantah bahwa dirinya berencana akan ke Myanmar
untuk melancarkan aksi kekerasan.
Melalui wawancara dengan staf Konsulat Jenderal RI di Johor
Bahru, pada Minggu (08/01), WNI tersebut diketahui bernama Tahangyuddin.
"Dia warga Indonesia, tapi tinggal di Johor Bahru
(Malaysia). Dia cukup lama tinggal di Johor Bahru, bekerja di salah satu
pabrik," kata Haris Nugroho, Konjen RI di Johor Bahru kepada BBC
Indonesia.
Peristiwa yang melibatkan Tahangyuddin bermula ketika pria
tersebut hendak ke Singapura. Saat ditanyai pihak imigrasi Singapura,
keterangannya soal tanggal lahir berbeda dengan yang tertera di paspor.
Lantaran curiga, aparat Singapura memeriksa ponselnya dan mendapati foto-foto
terkait ISIS.
"Pihak Singapura kemudian menyerahkan ke aparat Diraja
Malaysia, pada 7 Desember 2016," kata Haris.
Tahangyuddin pertama kali dihadirkan di pengadilan pada 4
Januari lalu, namun sidang itu baru sebatas untuk keperluan administrasi.
Pihak KJRI baru menjumpainya dalam kapasitas perlindungan warga
negara, pada Minggu (08/01). Dalam kesempatan itu, dia mengaku tidak berniat ke
Suriah dan Myanmar seperti dituduhkan aparat Malaysia.
"Waktu kami wawancara, yang bersangkutan mengatakan tidak
ada niat ke Suriah, ke Poso juga tidak ada. Rohingya juga tahu dari Facebook,
nggak ada keinginan ke sana dan melakukan pengeboman. Pengetahuan tentang bom
juga tidak punya. Yang bersangkutan nggak setuju dengan aksi-aksi kekerasan,
bom. Namun, dia pengagum ISIS, setuju dengan idenya," papar Haris.
Tahangyuddin akan kembali menjalani persidangan pada 7 Februari
2016 dengan agenda pemeriksaan perkara.
(Ibrahim Harris/Reuters) Ayob Khan Mydin Pitchay
mengatakan kelompok-kelompok Islam termasuk ISIS mungkin berusaha pergi ke
Myanmar untuk membantu etnik Rohingya.
Serangan di Myanmar
Sebelumnya, Kepala Divisi Anti-Teror Kepolisian Diraja Malaysia
Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan pada Desember lalu pihaknya menangkap
seorang warga negara Indonesia yang diduga sebagai simpatisan kelompok yang
menamakan diri Negara Islam (ISIS) dan yang berencana melancarkan serangan di
Myanmar.
"Dia berencana untuk melakukan jihad di Myanmar, melawan
pemerintah Myanmar demi kelompok Rohingya di Negara Bagian Rakhine," ujar
Ayob Khan seperti dikutip kantor berita Reuters.
Penuturan tersebut memunculkan kekhawatiran akan kemungkinan
Myanmar sebagai negara tujuan baru bagi kelompok ekstremis Indonesia untuk
berjihad.
Namun pakar terorisme dan direktur Institut Analisis Kebijakan
Konflik (IPAC ) Sidney Jones mengatakan kekhawatiran itu tidak berdasar untuk
sementara ini. [dnws]