Wakil Ketua MPR Nilai Pernyataan Megawati Timbulkan Dikotomi


[tajukindonesia.net]       -      Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada HUT ke-44 PDIP di Jakarta Convention Center (JCC) tengah menjadi sorotan.

Presiden RI ke-5 itu dalam pidatonya menyatakan, "Kalau kamu mau jadi Hindu jangan jadi orang India, kalau kamu mau jadi orang Islam jangan jadi orang Arab, kalau mau jadi orang kristen jangan jadi orang Yahudi".

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menilai, seharusnya Megawati tidak perlu mengeluarkan pernyataan seperti itu, lantaran menimbulkan dikotomi.

Padahal, kata Hidayat, sejatinya Presiden pertama Indonesia Soekarno mencetuskan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila untuk mengokohkan semangat pluralisme.
"Justru Pancasila itu untuk saling mencintai keberagaman. Karena realitasnya, kita ada Arab, Tionghoa, India, Toraja, Jawa, Sunda, dan Maluku. Bagaimanapun, negara pertama yang mengakui Indonesia merdeka adalah Arab Saudi," kata Hidayat kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (12/1/2017).

"Rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 tempat Bung Karno dan Bung Hatta Proklamasikan Kemerdekaan RI Itu, ternyata rumah saudagar Arab, Faraj bin Said bin Award Martak. Karena cintanya dengan Republik Indonesia, Faraj akhirnya menghibahkan rumahnya kepada negara Republik Indonesia," paparnya.

Lebih jauh, Hidayat mengungkapkan, kalau founding fathers kemerdekaan Indonesia merupakan orang Arab juga, yakni Abdur Rahman Baswedan. Bahkan, Indonesia bisa diakui oleh dunia internasional hingga sekarang ini berkat bantuan negara Arab.

"Liga Arab membantu Indonesia untuk mendapat pengakuan di dunia internasional. Karena kita berada di Indonesia yang merupakan taman sari keragaman budaya, suku, dan agama. Itu shahih yang tertuang dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," ungkapnya.

Kendati demikian, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini mengaku tetap berbaik sangka terhadap pernyataan Megawati tersebut. Ia melihat, ucapan itu agar semua pihak bisa mencintai tanah air, dan tidak terpengaruh dengan budaya asing.

"Jadi saya husnuzan, mungkin maksud beliau agar lebih mencintai Indonesia. Karena kan Islam itu memang dari Arab, Nabi Muhammad SAW berasal dari Arab, Al Quran yang kita baca juga dari Arab," pungkasnya. [ts]
















Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :