Sudah Saatnya Jokowi Undang SBY ke "Politik Meja Makan", Berikut Alasannya
[tajukindonesia.net] Komentar Presiden keenam
RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di
media sosial (medsos), "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru
fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat
& yg lemah menang?", adalah hal biasa.
"Saya kira kegalauan
dan keprihatinan SBY itu wajar," kata pengamat politik dari UIN Jakarta,
Pangi Syarwi Chaniago kepada redaksi, Selasa (24/1).
Wajar, lanjut Pangi, karena memang faktanya medsos
saat ini dibanjiri informasi bohong (hoax) dan fitnah. Di sisi lain, upaya yang
dilakukan pemerintah untuk menyudahinya belum terlihat signifikan.
Untuk itu, semua anak bangsa harus gotong royong
memerangi hoax dan fitnah yang sudah merajalela. Terutama para tokoh bangsa,
harus duduk bareng mencari solusi.
"Saya kira sudah saatnya Presiden Jokowi
mengundang SBY ke Istana," ujar Pangi yang juga Direktur Eksekutif Voxpol
Center ini.
Menurutnya, memang menjadi aneh dan banyak yang
bertanya di luar sana kenapa Jokowi tidak pernah mengundang SBY ke Istana.
Sementara pada saat yang sama, Jokowi sudah banyak mengundang elit, ketum
parpol, kelompok kepentingan, dan para tokoh lain diundang dalam acara jamuan
makan siang di Istana ala "politik meja makan".
"Saya kira sebagai seorang negarawan, tidak
salah dan ini waktu yang tepat Presiden Jokowi mengundang SBY datang ke Istana
umtuk membahas persoalan kebangsaan dan kompleksitasnya," sebut Pangi.
Ditambahkan, kalau Jokowi mengundang SBY, ini akan
membuat publik respek dengan kenegarawanan politisi PDIP itu. Tapi kalau sudah
diundang, malah SBY yang tidak hadir, itu akan menjadi cerita lain.
"Pak Jokowi jauh-jauh hari sebelum jadi
presiden sudah terkenal dan teruji hebat soal diplomasi meja makan, semua bisa
tuntas di meja makan. Saya kira sudah saatnya Presiden Jokowi dengan SBY duduk
bersama dan mencari solusi permasalahan bangsa," tukas Pangi. [rm]