Fahri Hamzah: Tito Tak Paham Sejarah MUI
[tajukindonesia.net] Kapolri Jenderal Tito Karnavian dinilai tidak
memahami sejarah sehingga berani mengatakan fatwa MUI berpotensi
menimbulkan gangguan pada stabilitas keamanan nasional.
"Menuduh MUI dan para ulama tidak berbhineka sama
dengan tidak paham sejarah Indonesia dan tidak paham posisi ulama dalam
kemerdekaan," jelas Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, saat ditemui di gedung
DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1).
Dia menegaskan kalau tuduhan itu mengindikasikan
Tito tidak mengerti kemerdekaan diraih bangsa ini dalam suasana keagamaan yang
kental. Kemerdekaan bangsa Indonesia karena adanya fatwa ulama.
Hal itu tercermin dalam pembukaan UUD 45 sehingga
dalam kalimat pembukaan tersebut tertulis "Atas berkat rahmat Allah yang
Maha Kuasa". Ini disadari betul oleh para pendiri bangsa sehingga kalimat
tersebut dicantumkan dalam pembukaan UUD 45.
"Jadi suasana tahun 1945 itu menang penuh
dengan suasana keagamaan. Saya rasa tanpa memang disadari tanpa rahmat Allah,
Indonesia tidak mungkin merdeka dan tanpa peran ulama suasana seperti itu
tidak mungkin ada," tambahnya.
Dia pun menyarankan Kapolri dan jajarannya ke
depan untuk lebih banyak melakukan konsultasi dengan para ulama sebagai penjaga
umat khususnya umat Islam.
Hal itu penting dilakukan agar kapolri dan
jajarannya tidak punya pandangan dan asumsi sendiri soal ulama.
"Supaya tidak punya pandangan dan asumsi
sendiri, kapolri dan jajarannya harus konsultasi dengan para ulama karena dalam
hubungannya dengn negara ulama mendapat tugas fatwa sampai. Fatwa ulama tidak
pernah dipermasalahkan sampai detik ini,” tegasnya.
Negara pun menurutnya bisa mendapatkan pemasukan
sekitar Rp700 triliun dari berbagai instrumen keuangan sebagai hasil dari fatwa
ulama.
"Instrumen keuangan mendapatkan keuntungan
dengan fatwa ulama yang dicap halal oleh MUI. MUI banyak membantu negara dan
oleh sebab itu keberadaan mereka tidak saja penting tapi diperlukan dalam
rangka membangun kehidupan bersama umat beragama," tegasnya.[rm]