Ditanya penyelundupan senjata ke Sudan, Wiranto bungkam


[tajukindonesia.net]       -      Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto bungkam saat ditanya soal penyelundupan senjata yang diduga dilakukan oleh polisi pasukan perdamaian Indonesia di Sudan.

"Saya cuma mau komentar acara ini saja," ujar Wiranto usai menghadiri acara ulang tahun Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, hari ini.

Pemerintah Sudan menangkap pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB atau United Nations African Mission In Darfur (UNAMID) di bandara El-Fasher, Jumat 20 Januari 2017. 

Dikutip dari sudantribune, Deputi Gubernur Darfur Utara Mohamed Hasab al-Nabi mengatakan, pihaknya menyita sejumlah senjata dari pasukan Indonesia berupa 29 senapan Kalashnikov atau AK47, 6 senapan GM3, 61 berbagai jenis pistol, dan amunisi.
Berbicara kepada wartawan di Mabes Polri, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, senjata yang diduga diselundupkan di Bandara Al-Fasher, Sudan bukan milik polisi pasukan perdamaian Indonesia, Formed Police Unit (FPU) VIII yang hendak pulang ke Indonesia.

Kronologi versi Polri
 
Informasi tentang penyelundupan bermula saat pasukan FPU VIII yang telah habis masa tugasnya di Darfur bersiap untuk pulang ke Indonesia. Pasukan tersebut akan digantikan oleh FPU IX.

"Hari itu mereka berkemas-kemas untuk meninggalkan Garuda Camp," kata Martinus

Di camp, barang-barang milik FPU VIII dicek oleh otoritas UNAMID. Selanjutnya barang-barang mereka dimasukkan ke dalam dua buah kontainer. Sebanyak 40 orang anggota FPU menjaga kontainer tersebut hingga tiba di Bandara Al-Fashir.

"Empat puluh orang ini membantu menurunkan barang. Masuklah ke ruang X Ray pemeriksaan. Lolos semua," ujarnya.

Tak jauh dari lokasi penyimpanan barang-barang tersebut, ada koper lain yang oleh polisi Sudan dicurigai merupakan barang milik pasukan indonesia.

"Polisi Sudan bertanya ini punya Indonesia bukan? Dijawab bukan. Ditanya lagi, dijawab bukan. Ya memang kopernya berbeda, tidak ada label pasukan Indonesia," katanya.

Kemudian koper tersebut dimasukkan ke pemeriksaan X-Ray dan terungkap bahwa koper tersebut berisi senjata dan akhirnya muncul tuduhan bahwa pasukan FPU VIII hendak menyelundupkan senjata.

Akibat kasus ini, seluruh anggota pasukan FPU VIII yang berjumlah 139 orang tertahan kepulangannya. "Mereka bukan ditangkap. Bukan ditangkap ya, mereka tinggal di transit camp di sana karena tempat mereka di Garuda Camp sudah diisi (pasukan) FPU IX," katanya. [rms]

















Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :